f ü n f

392 55 9
                                    

Dohyon merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size yang berada di tengah kamarnya. Cukup lelah setelah mencoba mengejar berbagai macam ketinggalan yang sudah dia lewatkan sebelum masuk hari ini.

Matanya sudah hampir menutup ketika ingatan tentang gadis itu kembali terputar di otaknya dengan sangat jelas. Wonyo, gadis canggung nan ceroboh yang aneh. Tapi, setidaknya dia lah orang pertama yang mau berbicara padanya, meski tujuan awalnya hanya untuk meminta tugas.

Dohyon juga kembali teringat ekspresi Wonyo ketika pemuda bernama naruto atau siapalah itu masuk ke UKS. Dia mungkin tidak terlalu mengerti tentang perempuan, tapi dia tahu kalau Wonyo rupanya menaruh hati pada pemuda itu. Dari cara dia mengalihkan matanya, semburat merah muda di pipinya, dan senyumnya yang ditujukan pada si naruto.

"Oh goodness, gue mikir apaan sih. Gak penting banget." Dohyon menggerakan lengan kanannya untuk menutupi bagian matanya dan mencoba untuk tertidur.

Malam itu, Wonyoung memutuskan untuk menginap di rumah Yujin karena ada banyak hal yang ingin dia ceritakan pada sahabatnya itu. Kini, kedua remaja putri itu sedang bersandar ke kasur Yujin sambil memakan berbagai cemilan yang tadi dibawakan oleh Mamanya Yujin.

"Jin, mau cerita."

"Ya udah cerita aja, nyo."

Wonyoung menggaruk kepalanya bingung dia harus mulai dari mana. "Itu... Tadi gue ngobrol sama Haruto."

"HAH? SERIUS?!"

Wonyoung menganggukan kepalanya.

Yujin menatap Wonyoung cemas. "Nyo, gue tahu lo sayang banget sama dia. Haruto juga anaknya baik. Tapi, gue rasa lo harus ngendaliin perasaan lo deh. Gue gak mau ya lo nangis gara-gara Haruto lagi."

Wonyoung menghela nafas keras, tak terima Haruto seakan disalahkan untuk kesalahan yang Wonyoung buat sendiri.

"Itu bukan salah dia, jin. Dulu gue aja yang kepedean kalo dia juga suka gue." Wonyoung terdiam sejenak sebelum melanjutkan. "Kali ini, gue yakin bisa beda."

"Beda apanya?" intonasi Yujin mulai meninggi.

"Ya... beda."

"Nyo, Haruto tuh gak pernah nganggep lo lebih dari temen. Jadi, stop nyakitin diri sendiri. Hidup lo gak bakal hancur cuma karena enggak dicintai balik sama seorang Watanabe Haruto. Ngerti?"

Mata Wonyoung mulai berair setelah dihadapkan pada kata-kata tajam Yujin yang sebenarnya ada betulnya juga.

Yujin langsung merasa bersalah begitu air mata menetes dan membasahi wajah Wonyoung. Dia memeluk Wonyoung dan mengusap punggungnya pelan.

"Maafin gue, nyo. Tapi, gue cuma gak mau lo sakit hati terus-terusan. 3 tahun itu waktu yang lama dan penting, tapi sia-sia karena lo mencintai seseorang yang gak pernah memandang lo dengan cara yang sama seperti gimana lo memandang dia."

Wonyoung mengangguk kecil meski masih terisak di pelukan Yujin. Mau bagaimana pun, perkataan Yujin ada benarnya. Dia tidak bisa terus-menerus menyakiti dirinya sendiri untuk orang yang tidak bisa membalas perasaannya.

Tapi, tetap saja. Menghapus Watanabe Haruto dari hidup Jang Wonyoung itu hampir mustahil.

DoppelGängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang