a c h t

299 48 0
                                    

"Woy buruan kenapa sih?!" teriak Yujin pada kedua cowok yang datang bersamanya itu.

Minhee memutar kedua bolamatanya kesal. "Apaan sih jin? Daritadi marah-marah terus lu perasaan."

Yujin memajukan kedua bibirnya. "Mood gue lagi jelek! Gara-gara tuh si Hangyul masa tadi ngehukum gue bersihin kamar mandi cuma karena gue lupa bawa seragam??"

Keum Donghyun yang berdiri di sebelah Minhee sudah gatal ingin menjitak kepala Yujin. "Nih ya, jin. Lu ekskul taekwondo tapi lupa bawa seragam, gimana caranya bisa latihan?? Ya kali lu nendang-nendang pake rok ketat gitu?? Malu kali diliat orang."

"Ya biarinlah, gue yang ngelakuin kok kalian yang malu?" balas Yujin tak terima.

Saat Donghyun hendak membalas perkataan Yujin, Minhee buru-buru memotong. "Udah, dong. Lu debat sama dia yang ada lu masuk rumah sakit kena darah rendah."

"Darah tinggi bang," koreksi Donghyun.

Minhee merengut. "Ya gue maunya darah rendah, suka-suka gue dong?"

Ya Tuhan, salah apa Donghyun harus terjebak dengan dua manusia macam ginian. Ga yang cewek ga yang cowok, sableng semua. Cocok udah jadi dumb & dumber couple.

"Kalian berdua cocok juga ya gue lihat-lihat," celetuk Donghyun.

"kENAPAA?!" tanya Yujin sewot, sedangkan Minhee sih bodo amat.

"Sama-sama bloon."

"Lu bosen hidup ya, dong?" Yujin menatap Donghyun ganas, siap menelan hidup-hidup cowok itu.

Minhee sih santai. Saking santainya, dia berjalan duluan meninggalkan Yujin & Donghyun yang sudah siap mau jambak-jambakan.

"WOY BOCAH, CEPETAN NAPA? MALAH BERANTEM LAGI LU KAYAK IKAN CUPANG AJA. Ckckck dasar anak jaman now!" Padahal umur Minhee cuma beda setahun sama keduanya.

Akhirnya, Yujin dan Donghyun memilih mengikuti Minhee meski Yujin masih suka lirik-lirik sinis ke Donghyun.

Hanya beberapa menit berselang, mereka udah berdiri di depan rumah berpagar coklat milik keluarga Jang. Tentu saja tujuan mereka itu mau nongkrong-nongkrong cakep di rumah Wonyoung.

"WONYOOOUNG! MAIN YUK?!" teriak Minhee gak tahu malu.

Yujin buru-buru jitak kepala Minhee sebelum dia mempermalukan mereka lebih jauh lagi. "Min, lo tuh kebiasaan ya! Itu ada bel apa gunanya kalo gak digunain?!"

"Ah ribet."

Yujin mendengus sebal dan memencet bel rumah Wonyoung. Dan tak lama kemudian, keluarlah sang empunya rumah. "Eh udah sampe?"

"Kalo belum, mana mungkin lu bisa liat kita ada di sini, nyo?"

Wonyoung terkekeh. "Ya elah, kan basa-basi dikit sekali-kali gapapalah."

"Udah bosen gue sama yang basi-basi. Kan tiap hari liat muka Minhee kayak tempe basi." Setelah berkata begitu, Donghyun ngacir ke dalam rumah takut kena amuk Minhee.

"Gini nih resiko jadi orang tampan dan rupawan, banyak yang sirik."

"Jijik banget. Nyo, ayo masuk serem gue lama-lama sama ini orang," ujar Yujin sambil menarik Wonyoung masuk.

Rumah Wonyoung tidak terlalu besar, tapi juga tidak bisa disebut kecil. Dari luar mungkin terlihat biasa saja. Tapi, jika kita masuk, kita akan tahu rumah itu dibuat dengan penuh perhitungan dan detail-detail yang menakjubkan. Maklum, Ayah dari Wonyoung yaitu Jang Geun Suk adalah seorang arsitek ternama, dan dia sendirilah yang merancang rumah milik keluarga Jang.

DoppelGängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang