Bad Girl X Good Boy 2 (RSB 5) Complete✔

14. Sadness Destiny

Halo.
Apa kabar?

Siapin tisu yah!
Beberapa part terakhir agak bikin nyesek. Muehehehe.

Happy Reading!

Jangan ada yang nangis yah!
Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan orang lain.

***

"Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta takdir seperti kalian merencanakan sesuatu yang akan dijalankan."

***

"Bercerai?"

Steve Kim, sosok pria yang awalnya sedang duduk bersantai ditemani oleh secangkir teh dan sebuah koran harian itu mendadak meletakkan korannya yang sudah tidak enak untuk dibaca. Minat bacanya yang tadinya menggebu-gebu, kini hilang entah ke mana.

"Iya, Ayah."

"Kenapa? Kau tidak sanggup untuk menghadapi putriku? Apa Rachel begitu menyusahkanmu?"

Jika kalian bertanya-tanya tentang siapa itu Steve Kim, maka jawabannya adalah beliau merupakan ayah dari Kim Rachel. Itu artinya beliau merupakan mertua dari Oh Sehun. Seorang lelaki yang kini telah duduk di hadapan mertuanya.

"Tidak, Ayah. Sama seperti yang selalu Ayah katakan, Rachel adalah gadis baik. Dan aku membenarkan hal itu."

"Lantas mengapa kau ingin bercerai darinya? Dia yang menyuruhmu untuk melakukan hal ini, bukan?"

Sehun menggeleng. "Memang benar jika Rachel selalu menyarankan untuk kami bercerai. Tapi, kedatanganku kali ini bukan karena perintah Rachel. Ini murni atas kemauanku sendiri."

"Katakan alasannya."

"Byun Baekhyun."

Satu nama itu berhasil membuat seorang Steve Kim bungkam begitu saja. Seandainya ia punya riwayat jantung, mungkin saja dirinya akan langsung jatuh dari kursinya karena mendadak terkena serangan jantung.

"Mengapa Ayah memisahkan mereka ketika Ayah tahu bahwa mereka saling mencintai?" tanya Sehun dengan tatapan tenangnya. Beda lagi dengan hatinya.

Sejujurnya, pura-pura bahagia itu sulit. Hanya orang-orang spesial yang bisa melakukan hal tersebut.

"Karena aku menyayangi putriku," jawab Steve Kim dengan tenang pula.

Bukankah seorang ayah rela melakukan apa pun itu demi putrinya?

Bahkan cara yang paling kotor sekalipun, akan dia tempuh jika itu untuk Rachel. Dia tidak akan memikirkan konsekuensinya. Yang terpenting putrinya bisa baik-baik saja.

"Tapi, salahnya cara, Ayah. Rachel jadi seperti ini karena hal itu."

Steve Kim mengangguk. "Aku tahu. Bahkan sangat tahu. Tapi, aku bisa apa? Aku hanya seorang ayah yang siap melakukan apa pun itu demi putriku."

"Tapi, Rachel tidak baik-baik saja karena hal itu."

"Sejujurnya, aku telah menghancurkan hidup Rachel. Putriku yang ceria, periang, dan baik hati itu hilang entah ke mana. Dan itu karena aku. Lantas aku bisa apa? Aku pikir ini adalah yang terbaik untuknya. Dan aku juga yakin, menikahkan Rachel denganmu adalah keputusan yang terbaik untuk Rachel."