Bab 5: Gege

2.8K 250 2
                                    

Seorang dokter muda mengenakan kaca mata bingkai emas sedang memeriksa kondisi Ziyi. Setelah memeriksa kondisi tubuhnya, Ia menoleh dan menatap Xihan dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan sehingga Ia dalam kondisi seperti ini? Kau binatang buas." cibir pria itu.

Dokter itu adalah Ren Ziyan. Teman Xihan sejak sekolah menengah. Ditambah lagi Ziyan adalah dokter pribadi Xihan dan mereka cukup dekat. Ia juga ikut menghadiri pernikahan Xihan dan Ziyi sehingga Ia juga tau tentang Ziyi.

"Bagaimana kondisinya?" Xihan tidak menjawab pertanyaan Ziyan dan balik bertanya.

"Tubuhnya demam karena kelelahan. Juga terjadi pendarahan dan pembengkakan di lubang anal. Aku sudah memberi suntikan. Dan ini adalah resep obat dan salepnya. Lain kali tahan dirimu." Ziyan mengemas peralatannya dan berdiri.

Xihan mengantar Ziyan keluar dari apartemen. "Terima kasih atas bantuanmu."

"En. Aku pergi dulu."

Karena Ia tidak ingin orang lain tau tentang keberadaan Ziyi, Ia membeli sendiri obat di apotik. Ketika dia kembali, Ia memeriksa suhu tubuh Ziyi dengan telapak tangannya lalu mengompresnya lagi.

Menjelang sore hari Ziyi baru membuka matanya. Kepalanya terasa sakit dan tubuhnya sangat tidak nyaman. Ketika Ia menoleh, Ia melihat Xihan sedang memainkan tabletnya.

Xihan menyadari gerakan Ziyi dan mendongak. "Sudah bangun?" Ia bangkit dari sofa untuk mendekati Ziyi. Ia langsung saja mengambil termometer untuk menguji suhu tubuh Ziyi.

"Xihan..apa kau tidak bekerja hari ini?"

"Oh..terima kasih padamu aku membatalkan semua jadwalku."

Ziyi merasa bersalah. "Maafkan aku."

Xihan tidak menjawab. Ia mengambil ponselnya untuk memesan bubur. Tidak sampai setengah jam, seseorang mengantarkan pesanannya. Xihan menyerahkan kotak makanan pada Ziyi dan menyuruhnya makan. "Setelah makan..minum obatmu." Lalu Xihan meninggalkan kamar.

Ziyi tidak nafsu makan, tapi karena perawatan Xihan hatinya terasa hangat. Ia memakan bubur sedikit demi sedikit.

Keesokan harinya, kondisi tubuh Ziyi sudah pulih, namun Ia masih belum bisa bekerja. Jadi Ia meminta sekretarisnya membawa dokumen penting yang perlu segera ditangani ke apartemen.

Xihan kembali sibuk dengan syutingnya. Karena absennya pada hari sebelumnya syuting menjadi tertunda sehingga tim harus mengejar ketertinggalan. Ia baru pulang di tengah malam dan melihat Ziyi masih sibuk mengetik di laptopnya.

Melihat Xihan pulang, Ziyi berhenti dari pekerjaannya. "Apa kau lapar? Mau ku buatkan sesuatu?"

"Tidak. Aku mau tidur." Xihan melepas mantelnya dan menggantungnya lalu masuk ke kamar mandi.

Pagi-pagi sekali Ziyi menerima telpon dari neneknya yang memintanya untuk berkunjung. Sudah hampir tiga bulan, Ziyi tidak pulang sama sekali sehingga neneknya khawatir.

"En..baik nek. Akhir pekan ini aku akan mengunjungimu."

"Bawa juga Xihan. Bukankah sudah seharusnya Ia juga mengunjungi keluarga mertuanya?"

"Jadwal Xihan sangat padat. Aku tidak yakin dia bisa."

Xihan yang baru keluar dari kamar mandi langsung mengambil ponsel dari tangan Ziyi. "Aku akan mengunjungimu bersama Ziyi akhir pekan ini."

"Benarkah? Aah itu bagus." Zu Mingfan berkata dengan puas.

Setelah mengucap beberapa kalimat lagi, Xihan menutup telponnya. Ziyi memandang Xihan dengan tidak percaya. "Bukankah jadwalmu padat?"

[BL] The SubstituteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang