Bab 11: Syuting "Heart" 2

1.9K 236 9
                                    

Melihat nama seorang pria menghubungi Ziyi, paranoia yang berlebih muncul dari dasar hati Xihan. Logikanya Ia sadar bahwa Ziyi adalah presiden perusahaan besar. Namun akal sehatnya menjadi tidak berfungsi ketika pikiran-pikiran buruk itu sudah merasukinya.

Dengan tegas Ia menolak panggilan, menghapus log dan mematikan ponsel itu. Ia lalu berjalan kembali ke dapur dengan wajah tenang. Ziyi telah selesai memasak dan telah menyajikan pasta di atas meja.

"Siapa yang menelpon?" Ziyi melepas celemeknya.

"Panggilan iseng." jawab Xihan santai. Ia tidak perduli apakah telpon itu penting atau tidak. Dia hanya tidak suka pikiran bahwa ada pria lain yang menghubungi Ziyi.

"Baiklah. Mari kita makan." Ziyi tak sedikitpun curiga.

Hari-hari berikutnya mereka melanjutkan syuting dan telah memasuki bagian akhir.

Karena sibuk mengurus ibunya, Li Yuyang tidak bisa fokus menguasai beberapa materi. Jadi Ia meminjam buku catatan Qi An untuk meninjau pelajarannya. Mereka telah memasuki musim ujian dan itu adalah waktu yang krusial untuk penentuan nilai masuk ke perguruan tinggi. Jadi Li Yuyang tidak bisa gagal.

Qi An juga membantu Yuyang untuk meninjau pelajaran yang Ia mengalami kesulitan. Dengan bantuan Qi An, Li Yuyang mendapatkan juara pertama di kelasnya.

Mendekati detik-detik kepergiannya, hati Qi An menjadi semakin gelisah. Ia berpikir untuk menyatakan perasaannya sekali untuk selamanya agar dia bisa bebas. Dia tidak berniat agar Li Yuyang menjadi kekasihnya. Ia hanya ingin Li Yuyang mengerti perasaannya.

Ketika hari kelulusan tiba, Qi An mengirim pesan pada Li Yuyang dan mengatakan bahwa Ia memiliki sesuatu untuk dibicarakan. Jadi Qi An meminta Li Yuyang untuk pergi ke halaman belakang sekolah dan Li Yuyang pun setuju. Namun lama Qi An menunggu, Li Yuyang tak kunjung datang.

Qi An mengirim pesan pada Li Yuyang dan berpikir untuk menunggunya setengah jam lagi. Jadi ketika setengah jam lagi terlewat, Qi An pun menyerah. Mungkin mereka memang tidak ditakdirkan.

Qi An menghela nafas dan hendak pergi kembali ke halaman depan untuk berkumpul dengan teman-temannya. Ketika melewati koridor, Ia mendengar suara erangan samar-samar dari salah satu ruangan.

Sebenarnya Qi An tidak mau perduli dengan urusan atau perilaku orang lain. Namun langkahnya terhenti ketika dia mendengar nafas berat milik seseorang yang sangat dikenalnya.

Dari dalam ruangan terdengar.

"Hng..baby. Bibirmu sangat manis. Aku ingin melihat apakah yang di bawah ini juga manis?" ucap Li Yuyang dengan berat terdengar seperti bajingan.

"Yuyang..ponselmu bergetar. Apa kau tidak akan mengangkatnya?" tanya gadis yang sedang bersama Li Yuyang di ruangan.

"Itu pasti Ziyi. Aku akan menghubunginya nanti." Li Yuyang menggoda gadis itu lagi.

Qi An berdiri dengan kaki lemas dan tubuh gemetar di luar ruangan. Dua aliran air mata mengalir ke pipinya yang memerah. Ia cepat-cepat pergi dari tempat itu. Benar saja, bagi Li Yuyang, Qi An tidaklah penting.

Li Yuyang tidak bisa menghubungi Qi An dan menjadi panik. Awalnya Qi An memintanya untuk bertemu dan ingin mengatakan sesuatu. Ia sudah hendak pergi ke halaman belakang ketika seorang gadis cantik memanggilnya. Oke.. Kutuk saja dia karena pada akhirnya Ia kalah pada kecantikan.

Li Yuyang suka bermain dan tentu saja Ia tidak akan melewatkan orang yang melemparkan diri padanya. Lagipula dia sudah berpantang selama beberapa bulan karena ujian. Jadi kali ini, biarkan dia mengikuti instingnya.

Ketika Ia pergi ke halaman belakang, itu sudah terlambat. Qi An sudah tidak ada disana. Ia menghubungi ponsel Qi An, namun nomornya tidak aktif.

Li Yuyang berpikir bahwa Qi An akan menghubunginya nanti. Nyatanya Ia tidak mendapatkan kabar apapun bahkan setelah beberapa hari. Pesan yang Ia kirim semuanya juga tidak di balas. Apakah Qi An marah padanya? Ok.. Ia harus membujuknya.

[BL] The SubstituteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang