Adriana merasa risi karena sejak tadi terus ditatap dengan sinis saat dia baru tiba di kampus. Ini bukan sekadar perasaannya saja, tetapi dia memang diberikan tatapan sinis oleh orang-orang yang berpapasan dengannya. Lebih tepatnya perempuan yang berpapasan dengan Adriana. Jika masalahnya adalah karena Adriana pacar Johnny, bukankah reaksi yang diberikan oleh orang-orang kampus terlambat? Kenapa baru sekarang orang-orang begitu sinis padanya?
Adriana berusaha mengabaikan karena ini bukan masalah besar. Selama tidak ada yang menghambat kegiatannya hari ini, Adriana tidak terganggu sama sekali. Lagi pula tatapan sinis itu berasal dari orang-orang yang tidak satu jurusan dengannya. Lebih mudah lagi untuk Adriana mengabaikannya.
"Ri, gimana nih liburannya di pantai sama Johnny waktu itu?"
Ajeng tiba-tiba muncul ketika Adriana baru saja memasuki gedung fakultas, dan langsung merangkulnya. Kehadiran Ajeng membuat Adriana lega karena ada teman yang menemaninya. Rupanya Ajeng tidak sendirian, karena di sampingnya sudah ada Kurnia.
"Enggak usah ngomongin soal liburan." Adriana mencoba mengganti topik sambil menatap Ajeng dan Kurnia bergantian. "Ini kalian pacaran atau gimana? Kok tiba-tiba jadi deket banget gini?" goda Adriana yang tidak tahan melihat kebersamaan Ajeng dan Kurnia.
Kurnia tertawa dan menyombongkan dirinya dengan merangkul Ajeng. "Belum pacaran, Ri. Masih pendekatan. Mumpung Ajeng lagi mau dideketin."
Adriana melebarkan senyumnya lega karena ada sedikit kejelasan siapa yang dikejar oleh Kurnia. "Bagus, deh. Sekarang pilihannya udah sama Ajeng, ya."
"Sebenernya sih mau deketin kamu juga, Ri. Gara-gara kamu sekarang udah sama Johnny, yaudah deh aku sama Ajeng. Sama-sama lajang juga."
"Aku nggak ngakuin kamu lho, ya," ujar Ajeng yang akhirnya bersuara karena tidak tahan menjadi objek pembicaraan antara Adriana dan Kurnia.
"Nanti juga diakuin. Aku sih sabar aja selama ada yang pasti," balas Kurnia yang benar-benar percaya diri.
Adriana hanya tertawa melihat bagaimana interaksi antara Kurnia dan Ajeng yang menggemaskan. Ajeng yang terlihat menolak, tetapi Kurnia tidak menyerah ketika mengejar. Pada akhirnya, Ajeng mau-mau saja ketika Kurnia mendekatinya.
"Gimana rasanya pacaran sama Johnny? Asyik nggak, sih?" tanya Kurnia yang begitu kepo dengan hubungan Ardiana dan Johnny.
"Emangnya kenapa?" Adriana malah balik bertanya karena sebenarnya sedikit ogah untuk menjawab pertanyaan Kurnia.
"Mau membandingkan aja. Asyikan pacaran sama aku, atau sama Johnny."
"Gimana mau dibandingin kalau Riana belum pernah pacaran sama kamu?" tanya Ajeng gemas sendiri pada Kurnia.
"Aku tunggulah sampai Riana putus sama Johnny." Kurnia mulai bicara ngawur sampai Adriana dan Ajeng geleng-geleng kepala mendengarnya.
"Enggak. Enggak akan ada Johnny sama Adriana putus. Ngarep banget jadi pacarnya Riana," balas Ajeng yang sedikit tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Boyfriend
ФанфикIni kisahku dan Johnny, yang dicap sebagai pacar terbaik. Ini kisahku, dengan tingkah Johnny dan segala hal yang membuatnya menjadi orang terbaik. Tetapi bagi Johnny, aku hanya figuran. --- Gelar Best Boyfriend adalah sebuah gelar yang diberikan pa...