3. Hujan Pembawa 'Berkah'

13K 1.9K 674
                                    

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Jangan marah-marah ke Jeno, ya. Dia terlalu UwU untuk kena marah 😂

 Dia terlalu UwU untuk kena marah 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan lagi. Seharusnya Adriana Kalandra siap ketika musim hujan mulai tiba dan hampir setiap harinya membasahi kota. Tetapi kebiasaannya yang tidak pernah membawa payung masih saja dilakukan. Kali ini Adriana ingat membawa payungnya yang selalu disiapkan oleh ayahnya. Akan tetapi, Adriana selalu lupa juga memasukkan payung ke dalam tasnya.

Alhasil, Adriana harus rela menunggu di halte sampai hujan reda. Adriana sudah dipastikan terlambat kalau sampai dalam waktu lima menit sebelum kuliah dimulai, hujan belum juga reda. Menerobos saat hujan deras juga bukan penyelesaian masalah yang baik, tetapi hanya pasrah juga bukanlah hal baik.

Adriana mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ajeng dan menanyakan apakah temannya itu sudah tiba di kampus. Berhubung Ajeng tipe orang yang paling malas membalas pesan, jadi Adriana harus menghubunginya lewat panggilan telepon.

"Ajeng, udah di kampus?" tanya Adriana setelah panggilannya dijawab.

"Udah nih. Baru nyampe banget."

"Naik apa? 'Kan hujan deras banget. Kayaknya nggak mungkin kalau kamu jalan kaki dari halte."

"Ide dikit, Ri. Naik taksi online. Pasti nggak bawa payung ini anak. Emangnya kamu di mana? Kalau di rumah, naik taksi online aja."

"Masih di halte," jawab Adriana lemas. "Tadi hujannya pas aku mau nyampe halte deket kampus."

"Makanya, sedia payung sebelum hujan. Kalau nggak sedia, rada kaya dikitlah kayak aku."

"Bukannya nggak sedia payung, Ajeng. Aku lupa."

Ajeng hanya bergumam pelan membalas seadanya. Tak banyak lagi yang dikatakan oleh Adriana, begitu juga dengan Ajeng yang diam. Tetapi belum sempat Adriana memutuskan sambungan telepon, Ajeng kembali bersuara dan memberikan saran untuknya agar bisa segera bebas dari hujan.

"Minta tolong sama anak-anak yang punya mobil. Misalnya Kurnia gitu. Kayaknya dia belum datang tuh. 'Kan biasanya datang ke kampus lima menit sebelum kelas dimulai. Jadi, bisalah minta tolong ke dia."

Saran Ajeng tidak membantu. Masa iya Adriana malah meminta tolong pada mahasiswa yang sering datang terlambat? Yang ada malah menambah masalah.

Kurnia—teman Adriana yang juga pernah menjadi anggota BEM—mungkin tidak akan masalah kalau harus dimintai tolong. Tetapi sekali lagi, meminta tolong pada Kurnia hanya menambah masalah.

"Ajeng, aku tuh maunya datang tepat waktu."

"Oke, maaf. Aku cari dulu yang lain."

Yang lain? Ck. Ajeng ini pasti sedang memikirkan siapa lagi yang sekiranya dimintai tolong untuk membantu Adriana. Kalau masih sesama anak BEM yang masih dikenal, Adriana tidak masalah. Asalkan jangan ....

Best BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang