Ini kisahku dan Johnny, yang dicap sebagai pacar terbaik.
Ini kisahku, dengan tingkah Johnny dan segala hal yang membuatnya menjadi orang terbaik.
Tetapi bagi Johnny, aku hanya figuran.
---
Gelar Best Boyfriend adalah sebuah gelar yang diberikan pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum memulai, wajib streaming dulu :)
"Kak Sayang!"
"Kak Riana."
Sapaan familiar itu berhasil membuat Adriana tersenyum mendengarnya. Jeno Sanjaya dan Malik Mahendra datang ke rumah Adriana untuk merayakan pernikahan yang sebentar lagi diadakan. Sebenarnya perayaan itu memang direncanakan oleh Jeno, dan Adriana memilih rumahnya sendiri karena tidak ingin repot-repot mencari tempat lain. Tolong jangan lupakan Arumi karena dia paling semangat saat tahu kalau Johnny akan menjadi adik iparnya.
Adriana sudah pernah beberapa kali bertemu dengan Jeno dan Malik, jadi dia tidak merasa canggung sama sekali. Sekarang Malik sedang melanjutkan pendidikannya di Kanada, jadi hanya pulang saat liburan. Jeno sendiri menjadi seorang guru matematika di sekolah SMP, dan sekarang membuka channel Youtube-nya sendiri dengan konten soal mata pelajaran yang paling dikuasainya. Tak hanya itu, Jeno juga membuka privat dan banyak sekali orang yang ingin ikut kelasnya.
Well, siapa sih yang tidak mau memiliki guru matematika setampan dan seimut Jeno Sanjaya? Asalkan muridnya jadi rajin belajar dan bukannya hanya fokus pada Jeno, rasanya tidak apa-apa kalau memang banyak yang mengantre.
"Wih, makan-makan nih? Kirain mau dugem." Jeno bersiul ketika melihat banyaknya makanan di atas meja makan. Kebetulan dia sedang lapar, jadi tampak begitu semangat ketika melihat banyaknya makanan.
"Heh, bocah. Ngomong jangan sembarangan, ya."
"Ampun." Jeno menyahuti Arumi yang menegurnya. "Bercanda doang, Kak."
"Awas ya kalau ngomong sembarangan lagi. Kamu aku usir biar nggak deket-deket Riana."
Jeno meringis pelan. "Duh, kalau kayak gitu risikonya, aku jamin bakal jaga omongan. Aku tuh udah pernah nggak ketemu lama sama Kak Sayang nih. Jangan main pisah-pisahin, Kak."
