18. Confession

8.4K 1.6K 694
                                    

4000 kata! Awas capek.

4000 kata! Awas capek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















"Kala, udah mendingan?"

Adriana masih tidak menyangka kalau hari ini dia akan dikunjungi oleh dua orang yang sudah bersembunyi dan menjadi sumber kesedihannya sejak kemarin. Tadi Ajeng datang, lalu pulang ketika sore menjelang. Kemudian malamnya Johnny datang, dengan alasan kalau dia khawatir pada Adriana yang tidak datang ke kampus.

"Udah mendingan," jawab Adriana pelan.

Sebenarnya dia masih ingin berbaring di kamarnya, tetapi tidak mungkin membiarkan Johnny masuk ke kamar untuk diajak bicara. Adriana juga tidak ingin membiarkan kedatangan Johnny sia-sia karena tidak berhasil bertemu dengannya. Kalau ingin sembuh dari luka, kita harus melawan sumber rasa sakitnya bukan?

Maka inilah yang sedang dilakukan oleh Adriana. Melawan sumber rasa sakitnya, sebelum benar-benar menghilangkan sumber itu dari kehidupannya.

"Bagus, deh. Aku pikir kamu sengaja bolos. Pas aku chat, ternyata kamu sakit."

"Emangnya Ajeng nggak ngasih tahu? Padahal dia sampai bolos buat ke sini."

Johnny menggeleng dengan santainya. "Enggak sama sekali. Mungkin dia mikirnya aku udah tahu kalau kamu sakit. Makanya nggak ngasih tahu."

Ketika Johnny menjawab pertanyaan mengenai Ajeng, Adriana sebisa mungkin mengamati raut wajahnya. Adriana ingin melihat reaksi yang diberikan oleh Johnny ketika membicarakan Ajeng. Sesuai dugaan Adriana. Johnny dan Ajeng memang sepasang aktor dan aktris terbaik. Mereka bisa akting dengan sempurna, tanpa membuat orang lain curiga.

Seandainya Adriana belum tahu soal Johnny dan Ajeng, dia sudah pasti langsung tertipu dengan akting keduanya yang terlampau sempurna. Sayang, sekarang Adriana sudah tahu dan menganggap mereka berdua terlalu banyak akting di depan banyak orang.

"Bisa nggak duduknya jangan terlalu deket?" tanya Adriana yang merasa kurang nyaman dengan posisi mereka yang bisa dibilang cukup menempel. "Kita lagi nggak akting."

"Ada ayah kamu, Kala. Om Arya 'kan mikirnya kita pacaran."

"Walaupun Ayah mikirnya kita pacaran beneran, bukan berarti Ayah seneng lihat kita deket-deket gini, Johnny. Nanti kalau ditegur Ayah baru tahu rasa."

"Emang iya?" tanya Johnny yang sedikit memberi jarak dengan teratur. Takut jika Arya benar-benar akan menegurnya karena sudah terlalu dekat dengan Adriana.

Setelah jarak mereka cukup jauh, Adriana baru bisa merasa tenang karena akhirnya bisa lebih nyaman dengan jarak mereka sekarang. Sama seperti yang selalu menjadi prinsip mereka, bahwa harus ada jarak dalam hubungan palsu yang akan Adriana hentikan sebentar lagi.

"Kita syuting lagi kapan, ya?" Adriana berinisiatif untuk bertanya. Sengaja karena dia ingin cepat-cepat berhenti setelah syuting terakhir.

"Kalau emang belum sembuh, kita nggak usah syuting dulu. Aku udah ngabarin Jeno supaya syutingnya ditunda."

Best BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang