Pada malam harinya, mereka semua berkumpul di ruang singgasana.
"Kejadian ini benar-benar aneh." kata Raesun.
"Iya, benar-benar aneh. Buktinya saja bagaimana bisa Zynea menyebalkan itu memunculkan banyak Renegades mengerikan itu?" kata Ronia yang mulai merasa kesal.
"Mungkin saja dia menyembunyikan sesuatu saat pertarungan berlangsung." tebak Taehyung."Memangnya apa yang disembunyikannya?" tanya Ronia penasaran.
"Hmm... mungkin semacam Sphere?" kata Taehyung.
"Ahh... masalah ini membuat kepalaku menjadi sakit." seru Ronia sambil berteriak kencang.Saat mereka sedang berbicara, tiba- tiba saja ada seekor burung gagak masuk ke dalam ruangan dimana mereka berada disana.
Burung gagak itu membawa sebuah surat kecil di paruhnya dan kemudian, memberikannya pada Raesun.
Setelah itu, burung gagak tersebut terbang keluar istana.
"Hmm... surat dari siapa ini?" tanya Raesun sambil menatap surat itu. "Kenapa tidak kau baca saja surat itu?" kata Reza.
"Baiklah. aku akan mebacanya." kata Raesun.Lalu, Raesun membuka surat itu dan membacanya dengan sangat keras...
From : Zynea
Dear The Teams...
Sebentar lagi, kalian tidak akan bisa menghentikan hal yang mengerikan ini. Bersiaplah untuk menerima kekalahan kalian sebentar lagi, The Teams. Dan satu lagi, jika kalian tidak mau menyerahkan api biru itu, maka semua wilayah negeri cahaya termasuk milik kalian akan menjadi milikku untuk selama-selamanya. hahahahaha..."Rupa-rupanya surat ini dari Zynea." kata Raesun.
"Dia mengancam kita hanya dengan api biru itu? Ck, aku benar-benar ingin menenggelamkannya sekarang juga!" seru Yoongi dengan penuh amarah terhadap Zynea.
"Hey, tahan amarahmu ini, hyung. Jika kau marah seperti ini, masalah tidak akan selesai." kata Hoseok."Sekarang kita harus apa untuk menghadang Zynea, Raesun? Kau tak mungkin membiarkan mereka mengambil spheremu bukan?" tanya Taehyung.
"Masalah ini semakin rumit saja." keluh Ronia sambil menyilangkan kedua tangannya."Penglihatan aneh itu terus saja menghantuiku." keluh Raesun. "Memangnya apa yang kau lihat, Raesun?" Tanya Jimin penasaran.
"Kau tahu? Aku melihat banyak perubahan di seluruh wilayah pahlawan dan Zynea perlahan-lahan mulai menguasai seluruh Clan Nations." jelas Raesun dengan raut wajah yang khawatir."Itu mengerikan sekali." kata Reza. "Tidak akan kubiarkan Zynea menyebalkan itu menguasai Wilayah klanku!" seru Yoongi.
"Aku khawatir juga kalau Rhea dan Clevea kembali lagi dan menyerang kita." kata Raesun."Aku juga sepemikiran denganmu, Raesun-noona." kata Jungkook dengan raut wajah yang khawatir.
Kemudian, Reza menarik nafas dalam-dalam dan mengatakan...
"Hei hei hei, kenapa kalian semua terlihat begitu khawatir akan keadaan itu?" kata Reza.
"Rhea dan Clevea tidak akan menyerang wilayah kita lagi. Apalagi dengan malam Darkness Hours itu." sambungnya.
"Tapi, Reza. kemungkinan saja kalau malam Darkness Hours itu akan muncul. namun, kali ini penyebabnya mungkin bukanlah sebuah cakaran melainkan sebuah racun." kata Namjoon."Eh? Sebuah racun? Bagaimana mungkin?" tanya Raesun heran.
"Sebenarnya itu racun mengerikan apa, Namjoon Hyung?" tanya Taehyung pada Namjoon.
"Itu adalah–" pembicaraannya terpotong karena Ronia.
"Oh oh! Aku tahu! Racun itu disebabkan dari cakaran Renegades itu, bukan?" Tebak Ronia.
"Tepat sekali! Racun ini memiliki ffek yang sangat mengerikan. Kalian akan berubah menjadi Renegades hanya dalam beberapa detik saja." kata Namjoon."Mengerikan sekali..." ujar Yoongi. "Apakah sudah ada penawar untuk menetralisir racun itu, Hyung?" tanya Jungkook pada sang leader.
"Sepertinya belum ada. Hanya saja kita harus berhati-hati terhadap racun itu." jawab Namjoon dengan nada serius.
"Hmm... ini benar-benar aneh." ucap Raesun.
"Apa maksudmu, Raesun?" tanya Jimin penasaran.
"aku... telah menemukan racun mengerikan yang dikatakan oleh Namjoon tadi." kata Raesun dengan nada serius.
"Benarkah? Apa kau sudah menelitinya, Raesun?" tanya Hoseok. "Aku sudah menelitinya dan hasilnya baru saja keluar." jawab Raesun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN TWO WORLDS [REVISI]
Fanfic[COMPLETED] ada seorang putri yang tersesat di hutan belantara. dia sendirian dan kebingungan dimanakah dia berada saat itu. yang terdengar hanyalah suara-suara mengerikan yang menghantuinya. tidak ada satupun yang mendengar teriakannya. namun saa...