17

1.1K 75 0
                                    

HAPPY READING!

••~••

Pagi hari yang dinanti-natikan siswa/i sma mulia pratama, telah hadir untuk mengacaukan otak dan fisik yang akan menjadi lelah saat melihat soal-soal ujian.

Juan Alexander yang datang lebih pagi dari pada penjaga sekolahnya, kini tengah bersender di dinding samping pagar besi. Juan memakai seragam sekolah lengkap dengan atributnya. Baju putihnya dilapisi dengan jaket kulit warna hitam mengkilat. Juan menyembunyikan kedua tangannya di dalam kantong celana abu-abunya.

Tiupan angin pagi hari yang tenang menerpa sekujur bagian tubuh Juan, ia menyapu pandangannya ke seluruh jalanan yang gelap dan sepi, tidak ada seorangpun yang lewat hanya ada ia seorang diri di depan gerbang sekolah.

Juan menantikan seorang bapak yang rela menjaga sekolah sampai larut malam dan membukakan gerbang sekolah begitu pagi, setelah itu ia akan mengecek seluruh ruangan dan barang-barang di dalam sekolah.

Sekarang masih pukul 05.57 pagi, biasanya penjaga sekolah datang pukul 06.00 pagi, 3 menit lagi ia akan datang. Juan menguap sedikit. Matanya teralih saat melihat lampu motor yang berasal dari jalan depannya. Itu motor milik penjaga sekolah.

"Eh den Juan, pagi banget datangnya." Basa basi bapak tersebut lalu mulai membuka gembok gerbang sekolah.

"Hm." Dehem Juan.

"Masuk den, oh iya. Semoga ujiannya lancar ya...." Ujar bapak tersebut ramah.

"Makasih." Setelahnya Juan menancapkan gas motornya, motor besarnya itu masuk ke dalam area parkiran sekolah. Kebiasaanya jika tidak bisa tidur di rumah. Ia akan datang pagi, terlebih ini juga hari ujian pertama. Terpaksa Juan harus datang lebih pagi, dirinya akan belajar dikeheningan dalam kelasnya. Dari pada di rumah, yang ada dirinya tidak fokus seperti kemaren.

Juan berjalan menyusuri koridor yang sepi, dari dulu tidak ada ketakutan yang muncul jika melewati koridor gelap. Juan naik ke tangga, dan belok kiri, cowok tinggi itu masuk ke dalam kelasnya.

••~••

Alexa berlari sepanjang koridor kelas, Alexa terlambat, karena semalaman Alexa belajar di taman, lalu ketiduran disana. Beruntung penjaga taman membangunannya, sekitar pukul sebelas malam.

Alexa memegang dadanya, sesak. Itu yang Alexa rasakan karena dari tadi terus saja berlari. Alexa mendorong pintu kelasnya. Alexa menganga, kosong.

Tunggu, Alexa tadi dibangunkan oleh Tika, Tika bilang sudah pukul 08:00. "Sabar Xa...." Alexa mengelus dadanya. Mencoba tabah dengan Tika yang mengerjainya, keterlaluan sekali.

Alexa menaruh tasnya di kursi, lalu mengambil buku copyan catatan Dini. Alexa berjalan keluar dari kelas, Alexa akan pergi ke perpustakaan. Semoga saja telah dibuka.

Alexa hendak ingin melewati kelas Juan dan William. Tapi diurungkan saat melihat Killa dan Tara dari ujung koridor. Alexa tidak takut, hanya saja Alexa masih mengingat kejadian yang lalu. Alexa melangkah untuk masuk ke kelasnya, dan bersembunyi di balik pintu.

"Dia udah datang gak?"

"Gatau, tapi kata anggota dia udah datang."

"Liat di kelas."

Alexa menutup mulutnya, saat punggung Killa dan Tara ada di depannya. Alexa menggeser tubuhnya ke samping.

"Gak ada." Ucap Killa.

Tara berdehem. "Mungkin dia di toilet atau... Taman belakang mungkin." Balas Tara.

Killa mengangguk. "Ayo." Killa menarik tangan Tara, keduanya keluar dari kelas.

Alexa menghela napas lega. "Eh." Kejut Alexa, saat Killa dan Tara kembali masuk ke dalam kelas.

"Itu tas dia 'kan?" Tanya Killa menunjuk tas Alexa.

"Iya." Jawab Tara.

Killa tersenyum iblis. "Lo ambil, trus bawa ke ruang rapat kita." Setelahnya Killa berlalu pergi begitu saja. Sementara Tara berdecak sebal dan berjalan mendekat ke kursi Alexa.

Napas Alexa tercekat, jika Tara berbalik maka Alexa akan ketahuan.

"NGAPAIN LO KESINI?!"

Alexa terperanjat saat melihat Bagas menutup tubuhnya. Alexa sedikit merendahkan tubuh agar Tara tidak bisa melihatnya. Sepertinya keberuntungan tengah berpihak pada Alexa.

Bruk

"Ter-terserah gue lah! Emang kelas ini punya lo? Ga-gak 'kan!" Gugub Tara.

"Keluar!" Usir Bagas membentak Tara.

Tara keluar dari kelas Alexa, Alexa menghela napas lega.

"Aneh-aneh aja." Geleng Bagas, dan berjalan menjauh dari Alexa.

Alexa keluar dari persembunyiannya. "Makasih Gas." Ucapnya.

Bagas berbalik, dan terpelonjak kaget. "Lah? Lo dari mana anjir?!" Kejut Bagas.

Alexa menyengir kuda, ia menunjuk belakang pintu kelasnya.

"Ngapain sembunyi? Lo kan bisa lawan." Kata Bagas bingung. Cowok itu menaruh tasnya di atas kursi.

Alexa berjalan mendekati tasnya, gadis itu mengangkat tasnya yang sengaja dijatuhkan Tara. Lalu menaruhnya kembali ke tempatnya. "Gue gak mau rambut gue jadi botak." Jelasnya, Bagas terkekeh singkat.

BRAK

"BAGAS! LO ADUIN HAL APALAGI SAMA EMAK GUE?!" Teriak Dini menggelegar.

Alexa menutup telinganya yang berdengung. Sementara Bagas sudah berdiri, bersiap melarikan diri dari amukan macan betina.

"SINI GAK LO!"

"WAH, KEJADIAN INI HARUS DI REKAM!" Teriak Toni yang tidak sengaja lewat di depan kelas.

Alexa mengelus dadanya sabar. Semua manusia sangat tidak waras.

BRAK

Dini melempar tasnya pada Bagas, tapi cowok itu dengan gesit menghindar. Bagas memeletkan lidahnya, lalu menepuk-nepuk pantatnya.

"Gak kena." Cibirnya.

"HIYAAAAAAAA!"

"ANJING! PANTAT GUE BANGSAT!"

••~••

TBC!

STORY ALEXA & JUAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang