7

1.8K 101 3
                                    

HAPPY READING!


••~••


Sekarang keluarga ceibel dan Gunawan tengah adu tatap di dalam rumah makan. Dari tadi hanya ada keheningan. Pegawai rumah makan pun datang menyodorkan menu makanan di meja kedua keluarga itu.

"Mau pes--"

"Diam!" ucap mereka serentak, mental pegawai itu langsung surut. Pegawai itu memilih untuk pergi saja dibanding harus di patah hatikan di tengah-tengah kedua keluarga ini.

Siska menatap Tika datar begitupun sebaliknya dengan Jojo dan Kevin bedanya kedua pria ini juga menampilkan seringainya. Sementara Indra dan Jenny saling tatap tatap manja. Alexa? Ia memilih duduk di meja lain.

"Salken ya ... boleh minta no wanya?" Indra mengedipkan matanya, Jenny langsung tersipu malu.

"Indra...." Peringat Tika.

"Ck." Indra terpaksa mengambil koran yang sudah di sedikan di atas meja, memilih untuk membaca berita saja dibanding melihat drama ketidakjelasan ini.

Decitan pintu terbuka, terdengar jelas oleh indra pendengaran seluruh pengunjung dan pegawai yang ada di rumah makan. Seseorang itu masuk dengan santainya, ia mencari keberadaan meja yang kosong. Ternyata hanya ada di depan gadis remaja yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

Seseorang itu mendekat, ia menarik bangku di meja itu. "Ada orang?" tanyanya memastikan.

Alexa mendongakkan kepalanya, ia terkejut saat tahu orang yang didepannya ini adalah si tembok es smanya. Begitupun sebaliknya. "Lo?" ucap mereka secara bersamaan.

"Ck." seseorang itu kembali mendorong kursi, ia tak akan duduk di depan Alexa.

Alexa memutar bola mata malas, kenapa takdir harus selalu menemukan mereka? Cukup di sekolah saja? Tak bisa kah? Seseorang didepannya ini benar-benar cowok aneh, kemarin dekat dengan Juan saja, cowok ini malah bersikap tak suka. Semakin lama Alexa berpikir melenceng tentang seseorang ini.

"Ribet lo!" Malas Alexa kembali memainkan ponselnya. Ekor matanya melirik seseorang itu tajam. Gue kira yang nama William itu kayak pelindung, ini malah kek tembok. Positif aja, mybe ni cowok lindungin Juan, cih!

William mengabaikan omongan Alexa. William mengedarkan pandangannya, mencari kembali tempat yang pas agar dirinya bisa duduk disana, sendiri tanpa ada kegaduhan. Lagi-lagi decitan pintu itu kembali terdengar, ternyata seorang cowok tembok lagi. Sepertinya dunia tengah ingin mempertemukan dua tembok itu dihadapan Alexa.

"Kak Juan, sini!" teriak Jenny. Alexa yang mendengar itu langsung melirik ke arah Juan, sempat terjadi kontak mata, tapi Juan terlebih dahulu memutuskannya.

William yang melihat itu menyeringai, ia menarik kursi yang sebelumnya ia dorong, ia tarik kembali. William akan duduk di depan Alexa, Alexa yang sadar akan hal itu mengerutkan dahinya pertanda bingung.

"Kenapa lo disini?"

"Masalah?" tanya William tak suka.

Alexa mengangkat bahunya acuh, ia memilih untuk pindah saja. "Bye!"

Perkiraan gue benar

"Dini...."

Satu nama yang disebutkan William mampu membuat Alexa membalikkan badannya, ia tak mengerti kenapa William harus menyebutkan nama Dini disaat seperti ini? Pemikiran Alexa berputar ke arah keluarga? Atau cinta?

STORY ALEXA & JUAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang