22 ♡

1K 69 4
                                    

Pagi hari dimana semua orang sudah sibuk dengak aktivitas masing-masing hari senin hari paling padat dan anak sekolahan kebanyakan terlambat di hari ini entah itu mungkin kecapean dengan liburan satu hari mereka atau terlalu mengharapkan orang tua mereka bakal membiarkan mereka libur untuk hari ini saja.

Alexa baru terbangun ia menetralkan penglihatannya keseliling kamarnya setelah penglihatannya membaik ia merogoh Alarm disampingnya segera ia turun bergegas mempersiapkan semua keperluannya terbaru-buru, Alexa terbangun pukul 06:34.

Alexa baru terbangun ia menetralkan penglihatannya keseliling kamarnya setelah penglihatannya membaik ia merogoh Alarm disampingnya segera ia turun bergegas mempersiapkan semua keperluannya terbaru-buru, Alexa terbangun pukul 06:34

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mati gue". Gelisah Alexa mondar-mandir.

"Huft, gue belum mandi lagi!" Alexa lalu terburu buru mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi dan memakai seragam ia bergegas lari terbirit-birit menuruni anak tangga rumah.

"Eh Alexa baru bangun lo?" Tegur Indra yang berjalan sambil memakan roti tawar selai.

"Iya, jangan ngajak gue ngomong!"  Alexa mulai merapikan baju sekolah yang belum terlihat rapi.  "Papa Sama Mama kemana?" Tanya Alexa berlari ke dapur untuk mengambil roti selainya.

"KE RUMAH OMA JIHAN!" Teriak Indra pada Alexa yang berada di dapur.

"....."

"Yaudah gue berangkat dulu, bye!"Pamit Alexa yang tadi berlari dari dapur lalu menyalim tangan kakaknya yang sudah duduk di ruang TV dengan santai.

"Iy--" Ucapan Indra tergantung karena melihat Alexa yang sudah berada di ambang pintu lalu menggeleng.

Sesampainya di sekolah Alexa berlari ke gerbang yang sudah ditutup. Alexa melihat ada seorang siswa yang tidak sengaja lewat.

"Bukain gerbang, woy!" Pinta Alexa minta tolong.

Siswa yang tidak lain ialah William melirik tajam Alexa. Cowok itu tersenyum miring dan berlalu pergi begitu saja. Hal itu membuat Alexa berdecak sebal. Baru kali ini Alexa terlambat, lagian sekolah ini terlalu cepat mencuri waktu tidur siswa/i di pagi hari.

Alexa melotot saat William malah memanggil guru matematika terkenal kiler. Dasar Willi bujang lapuk!

"Alexa Prisilia Gunawan kamu terlambat?!" Pekik bu Susi.

"Eh, Iy-- iya buk." Alexa mengumpati William yang sudah ngacir pergi meninggalkan Alexa dengan bu Susi.

Bu Susi berkacak pinggang. "Kamu akan saya beri hukuman!"

Alexa meringis. "Tapi... Saya baru kali ini ter--"

"GAK ADA TAPI TAPIAN!" Teriak Bu Susi, dan langsung membukakan gerbang.

"Sekarang bersihkan lantai dua seluruh koridor kelas sebelas. Kamu sapu, dan pel. Ibu awasi dari kelas dua belas ips satu, awas aja kamu lari!" Jelas Bu susi tegas lalu berlalu melewati Alexa.

"Buk keb--huft"

~~~

Alexa melaksanakan hukuman dengan ogah-ogahan. Tapi saat arah fokus teralih ke kelas Juan, Alexa memergoki Juan yang memperhatikannya. Alexa otomatis gugup ia berusaha untuk menormalkan detak jantungnya. Jantungnya semakin menggila saat melihat Juan mengedipkan mata padanya.

Gak kuat!

Bunyi lonceng pertanda istirahat membuat Alexa mulai melanjutkan hukuman dengan cepat sebelum ia tidak mendapatkan asupan makanan.

Dengan sengaja Bagas malah menghampiri Alexa. Alexa tahu jika cowok itu akan mengejek Alexa.

"Tutup mulut lo, atau gue laporin ke  tante Stevanie!" Ancam Alexa. Bagas terkekeh singkat.

Bagas mencubit tangan Alexa gemas. "Itu aja marah." Hal itu berhasil membangkitkan jiwa-jiwa Alexa yang ingin mencakar wajah memuakkan Bagas.

"Eh Al, lo dihukum? Kok kasian banget." Satu makhluk lagi datang. Tersirat ejekan di kalimat sok shock itu. Siapalagi kalau bukam Dika.

Alexa dengan tidak berperasaan memukul kepala Bagas dan Dika secara bergantian hingga dua orang itu mengaduh kesakitan. "Mampus. Sana!"

Dika memeluk Bagas. "Mas aku dipukul sama dia." Dramatis Dika.

Bagas menendang masa depan Dika dengan lututnya. "AWAS LO! IH." Bulu kuduk Bagas meremang dan berlalu pergi dengan berlari terbirit-birit. Sementara Alexa tertawa melihat Dika yang sudah mengaduh kesakitan.

"Niat cuma bercanda, eh masa depan gue jadi korbannya."

Alexa melihat Dika yang berjalan menjauh sambil menahan nyeri di bawah pusar. Alexa menggeleng-geleng kasihan, dan kembali sibuk menjalankan hukuman. Tapi kaget saat melihat tangan kekar menahan pergerakan pel. Alexa mendongak dan melihat Juan yang sepertinya ingin membantu Alexa.

"Nanti bisa dilanjutin. Sekarang lo harus makan." Juan menarik tangan Alexa untuk mengikutinya.

Toni yang melihat itu ternganga shock. Toni menyandarkan kepala di bahu William yang baru saja berdiri di sampingnya. "Wil itu beneran si Juan?"

William mendorong tubuhnya ke samping alhasil Toni yang tidak menjaga keseimbanganpun terjatuh.

"WILLIAM BAZINGAN!"

~~~

"Ngapain lo senyam senyum?" Tanya Dini heran pada Alexa yang sejak tadi tersenyum tidak jelas setelah istirahat. Dini tidak tahu kejadian apa yang terjadi pada Alexa selain di luar kelas. Dini dari pagi hingga siang tidak keluar kelas.

"Gak pa-pa." Balas Alexa masih senyam senyum.

"Hati-hati jadi gila." Ungkap Bagas terus terang.

"Sembarangan!" Alexa melempar sepatu ke arah kepala Bagas. Bagas berhasil menghindar tapi malah terkena Dika.

"DUH MAK!"

Alexa meringis karena salah sasaran, Alexa tertawa ragu mencoba mencarkan suasana yang sudah cair karena tawa teman kelas yang menertawai nasib Dika yang sangat tidak estetik itu.

Bagas memukul mukul meja sambil tertawa tidak tahan melihat raut wajah membagongkan Dika. Dasar teman durjana. Alexa berdiri langsung mengambil sepatunya dan memasangkan kembali.

Dilain sisi Daniel sudah memukul-mukul kepala botak teman sebangkunya karena tidak tahu ingin memukul apalagi. Dini? Gadis itu tidak terlalu memusingkan karena mood hari ini kacau setelah minggu lalu dihadiahi kalimat menyakitkan dari William.

"Maaf weh."

Dika mengelus dada datarnya mencoba sabar. "Untung cantik."

"HUUUUUU."

~~~

Juan teesenyum devil saat melihat dari kaca spion Alexa yang tampak bahagia dibonceng olehnya. Baru dua hari menjalankan rencana membuat Alexa semakin terlihat memiliki perasaan pada Juan.

Kalau orang sedang dimabuk cinta pasti jadi bodoh.

Juan melirik ke kaca spion sebelahnya, disana ada William yang mengikuti mereka. Dari kaca spion Juan bisa lihat William mengangkat jempol seperti mengatakan jika rencana mereka mulai memiliki titik keberhasilan.

Peringkat lo akan turun Alexa. Juan egois? Ya, tapi keegoisannya ini harus dipertahankan karena demi diri sendiri. Tidak ada yang boleh menduduki peringkat pertama selain Juan. Juan bisa mengalah jika itu adalah Jenny, tapi tidak dengan manusia yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya.


~•~•~•

TBC!

STORY ALEXA & JUAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang