Pagi ini Vanya sudah siap dengan seragam putih abunya. Sekarang ia sudah resmi masuk ke SMA ternama di ibu kota.
Hari ini adalah hari pertama ia menjadi siswi disana setelah melewati masa masa MOS. Meskipun otaknya agak lelet kaya bekicot tapi Vanya punya Papanya. Sang pemilik sekolah. Jadi ia tidak usah mengandalkan otaknya. Toh ia bisa masuk sesuka hatinya.
Sang surya kali ini betah mengeluarkan cahaya indahnya. Riuk piuk kendaraan mendominasi lalu lintas di ibu kota.
Beda halnya dengan Vanya. Ia tidak berada dikomplotan kendaraan yang mendominasi jalanan hari ini.
Kini ia masih menunggu bis di halte. Vanya tadinya ingin memakai mobilnya. Tapi sang Bunda menyita semua aset miliknya. Katanya harus mandiri. Mandiri dari mana coba? Ini mah bukan jadiin anaknya mandiri malah jadiin anaknya sengsara.
Sudah hampir setengah jam Vanya menunggu bis lewat. Pantatnya berasa sudah berakar kelamaan nunggu bis. Masalahnya lagi ia sendirian di halte.
Sudah habis kesabaran Vanya. Ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya. Untungnya handpone yang tidak disita. Kalo disita! buang saja Vanya ke teluk alaska.
Ia masih anteng mengutak ngatik benda yang ada ditangannya. Ia berniat menelpon sahabatnya supaya menjemputnya.
Ia mengetik nama "Alya sicurut." dan langsung menekan tanda telpon.
"Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk. Jadi jangan diganggu." Suara disebrang sana.
"Bacot lo."
"Maaf nomor ini hanya untuk panggilan mendesah saja."
"Tai sekali anda."
Terdengar suara tawa disebrang sana.
"Ada apa bu bos? "
"Jemput gue sekarang dihalte **** "
"Lah na--"
Tut tut
Vanya memutuskan sambungan secara sepihak tanpa menunggu jawaban sang sahabat.
***
Pagi ini Alga sudah siap dengan seragam kebanggannya. Satu persatu anak tangga ia pijak kakinya menuntun ia sampai ke meja makan. Suasana yang sama seperti biasanya. Di meja makan sudah ada putra- sang papa juga ada Maura - sang Mama tidak lupa Elmisya - sang adik yang sudah duduk manis menunggu sang kakak.
Keluarga yang harmonis dengan pormasi lengkap. Ada Papa, Mama, dan juga Adik kesayangannya. Alga selalu bersyukur bisa dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang sangat menyayaginya.
Setelah acara sarapan selesai. Alga kini sudah menenteng tasnya dan berjalan keluar menuju mobil BMW kesayangannya.
"Al gue ikut lo yah."
"Eh lo sopan dikit napa sama gue, panggil gue abang meskipun kita beda beberapa menit waktu lahir."
Ya. Algara dan Elmisya bisa dikatakan kembar tapi tak seiras. Meskipun berbeda paras. Tapi keduannya mempunyai tampang yang menawan.
"Ye sewot lu. Iya Abang gue ikut bareng lo yahh." dengan nada manja ala el.
Keduanya tertawa. Alga berjalan mendekati Elmi dan merangkulnya menuju garasi tempat mobil al berada.
Meskipun keduanya sering berdebat tapi kalo salah satu belom keliatan pulang maka salah satunya aka merasa khawatir. Mungkin efek dari anak kembar.
Mereka berdua saling menyayangi. Apalagi Al sebagai sang kakak yang harus melindungi el sebagai sang adik.
Kedua orang tua tak henti hentinya bersyukur. Apalagi sang Mama yang melihat kelakuan keduanya yang begitu saling menyayangi satu sama lain. Maura bersyukur karena bisa melahirkan anak yang sangat berharga dalam hidupnya.
***
"Lo harus ceritain sama kita kenapa lo gak bawa mobil ? Terus terus--- "
Ucapan Alya terpotong."Berisik lo semua." Tukasnya.
"Oke biar gue yang tanya." Sambar Risa.
"Pertanyaan gue mah gak banyak, gak kayak si alya nanya aja sampe berbusa tuh orang." Lanjutnya sambil tertawa.
"Mobil lo kemana? Kenapa gak dianter bokap lo? Atau dianter nyokap gitu. Eh tapi lo --- "
"Sama aja njir." Cibir Vanya.
Alya pun membalas sidugong Risa dengan tertawa lepas. Risa hanya menatap Alya sinis.
"Gue jelasin sama kalian. Tapi gak boleh ada yang motong ucapan gue. Ngerti ? "
Kedua sahabatnya mengangguk semangat.
" gue itu -- "
Drtt drtt
"Bentar nyokap gue nelpon." Ujar Risa sambil keluar kelas.
Vanya menghela napas.
"Oke lanjut." Ujarnya setelah ia duduk kembali ditempat semula.
" jadi gue itu --- "
Drttt drtt
"Eh bentar bokap gue nelpon. Tunggu lo yahh." Ujar Alya sambil keluar kelas.
Mereka mengagguk tanda setuju. Tak lama Alya masuk dan duduk kembali.
"Lanjut." Tukas Alya.
"Jadi tadi itu gue ---- "
Kringgg kringgg
"Huaaaa !!" Teriak Vanya.
Sudah habis kesabarannya. Dari tadi ucapannya dipotong.
Pertama Risa yang mendapat telpon dari nyokapnya. Ia masih sabar.
Kedua Alya yang dapet telpon dari bokapnya. Ia agaak kesal.
Sekarang ucapannya terpotong sama bel pulang. Ancur sudah mood nya sekarang.Dan bloonnya lagi kedua sahabatnya langsung bersorak mendengar bel pulang. Mereka segera membereskan alat tulis ke dalam tasnya. Tanpa merasa bersalah telah membuat mood Vanya hari ini Ancurr.
Dasar sahabat laknat.***
Gimana??
Zulfa cuma minta satu hal
Sama kalyan.Kalo suka
Sumbangin vote yah.Vote nyah gratis kok.
Created By Zulfazhr ✔
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E S G A R A
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Blubur : -Algara Denanra Putra- Cowok yang handal dalam dunia rumus, tapi tak handal dalam dunia modus. Handal dalam dunia Fisika tapi tak handal dalam dunia cinta. Cowok yang lihai Matematika tapi tak lihai d...