PART 13

8 4 0
                                        

"Yang bener!"

Ntah ke berapa kali nya Vanya mendengar celotehan itu, "Lo tu bisa diem nggak sih? Nggak liat gue lagi baca! Diem dulu ntar gue jelasin kok! Ribet amat dah! Gue ingetin yah jangan mentang-mentang lo tu di sini jadi guru gue dan dengan seenak jidat lebar lo itu, lo ngatur gue--"

"Waktu baca lo tinggal dua menit lagi!" potong Alga Kala ia mendengar unek-unek tak berfaedah yang sedang di keluarkan oleh wanita di depan nya ini.

Bibir pinky yang sedari tadi mengeluarkan unek-unek nya kini perlahan mengatup Kala mendengar penuturan yang diajukan laki-laki di depan nya itu. "Lo pikir yah, waktu gue habis karena ladenin lo ngomong! Ngerti?"

"Dan asal lo tau, gue nggak butuh omongan nggak berguna dari mulut lo!"

Buku yang sedari tadi ada di pangkuan Vanya, perlahan naik dan sukses menghantam bibir tak tau diri yang telah membuat dirinya geram.

"Aww!" ringis Alga kala buku tebal milik wanita itu mendarat di bibir nya.

"Hah! Mampus! Untung nggak gue gorok tu leher!" geram Vanya sambil mengambil kembali buku yang ia lempar.

"Lo! --"

"Gue nggak butuh omongan nggak berguna dari mulut lo! Jadi diem!" potong Vanya kala ia mendengar bibir yang baru saja mendapat lemparan keras buku nya itu kembali bersuara.

Hening. Kedua nya diam, tak ada celotehan dari kedua bibir mereka. Hanya suara buku yang sengaja di buka, lembaran demi lembaran.

"Selesai!" ucap Alga memecah keheningan.

"Waktu gue kepotong karena debat sama lo! Ngerti? Jadi ada tambahan waktu!" jelas nya tanpa mengalihkan kedua mata elang nya dari buku itu.

"Gue yang jadi guru, dan lo murid di sini. Nggak murid yang ngebantah guru!" tutur Alga.

"Dan sekarang udah nggak berlaku lagi! Karena sudah ada guru yang bisa tunduk sama murid!" elak Vanya.

"Nggak ada!"

"Ada!"

"Siapa?"

"Gue!"

"Emang! Lo itu udah bikin semua guru nggak mau bagi ilmu nya sama lo! Dan asal lo tau --"

"Apaan si! Gue--"

"Lo harus inget sama orang tua lo yang udah mau banting tulang biayain lo sekolah! Bukan karena kaya! Tapi karena orang tua lo peduli sama lo! Mareka mau anak nya bisa lebih dari mereka. Kadang ada di luaran sana, dia kaya tapi nggak peduli sama anak nya sampai mereka cuma nyekolahin aja, nggak tau apa anak nya itu bener-bener belajar atau cuma ngabisin uang nya! Inget kalo bukan sekarang lo bahagiain orang tua lo, kapan lagi? Besok? Belum tentu mereka masih ada!"

Ucapan yang baru saja ia dengar, begitu menghantam relung hatinya. Perkataan laki-laki itu memang benar, Vanya selalu saja menyusahkan kedua orang tua nya, ia benci kala ia mengingat kehidupan dulu yang pernah ia lakukan.

Sudahlah ia berusaha menghilangkan ingatan nya dulu, yang terpenting sekarang keluarga nya sudah kembali membaik dan tak pernah lagi ada pertengkaran.

Vanya berdehem menetral kan emosi nya, lalu kembali melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda, mencoba mengalihkan pembicaraan. Dan lebih tepat nya berpura-pura tak mengindahkan ucapan cowok itu.

***

"Arghhh! Pala gue pusing!" dumel Vanya kala ia sudah keluar dari ruangan yang membuat otak nya pusing.

"Napa lu?" tanya Cikha heran, ntahlah sedari tadi wanita yang baru saja datang itu tak henti-henti nya mendumel.

"Lo tau kan gue tadi abis les!"

A L E S G A R A       Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang