Win

21 0 0
                                    

'In the Wonderland, we need just some illusion to walking in that place without random something.

Are u remember Alice? The girl that meet her bunny man.

Get more story and fall in love with bunny at the last.

Yeah, as simple as that right?

But, how are we?

at the first time, i think i like u with the limit.

Ugh, do you know that i have speechless for the long time?

I get not to say,

I know it's heard over reaction. But, i almost died. '

_

"A-apa?"

Hanya kata itu yang bisa kuucapkan saat ini.

Sudah berkali-kali Jungkook menjawabnya, berkali-kali juga aku terus mengulangnya.

Oh my God, this person has killing me..

"Jadilah kekasihku."

"Tapi.. untuk apa? M-maksudku, aku tidak layak sama sekali."

Dalam sekian detik, Jungkook menangkup pipiku.

Pada kenyataannya, tidak ada yang kusesali dari ucapan Jungkook tadi. Tepatnya pada pernyataan cinta yang baru saja Jungkook katakan.

OH-MY-GOD!

Bahkan tidak pernah tertulis dalam list kehidupanku untuk menjadi pacar Jungkook.

Member BTS.

"Apa yang membedakan kita? Kalau tahta adalah alasannya, maka kau harus mundur. Karena tentu saja kau sangat tidak layak untukku. Tapi dengarlah dulu, aku mencintaimu tanpa alasan. Karena alasannya hanya kata 'karena' itu sendiri, maka aku tidak punya alasan apapun. Mengerti?"

Dengan bodohnya, aku menggeleng.
"Tidak."

"Oh Ya Tuhan, pokoknya kau harus jadi pacarku."

Suasana romantis yang sudah ia bangun, mendadak berubah jadi suasana bodoh.

Aku tahu aku bodoh.

Jungkook sedang menyatakan perasaannya padaku, harusnya aku memberi pencitraan bukan?

Hey Jeon, you win. Cause you get me fall deeper with you.

"Tapi, kau artis besar. Bagaimana kalau penggemarmu tahu kita berpacaran? Karirmu akan rusak."

Untuk kesekian kalinya, lagi-lagi Jungkook mengusap pipiku.

Jemarinya menelusup setiap inci wajahku dan menyapukannya disana.

"Tenang saja. Aku pastikan ini aman. Kita hanya perlu saling percaya."

Kemudian, dia tersenyum manis.

Wajahnya mendekat padaku.

Jari telunjuknya mulai merambat ke sudut bibirku. Menghantarkan rasa menggelitik disana.

Jantungku berdegup kencang.

Lebih kencang dari seorang pelari tingkat dunia.

Ia sudah memiringkan wajahnya kesamping kanan dan menatapku jeli.

Matanya terfokus pada satu titik.

His point just my lips.
Is he started here?

The IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang