Can

8 0 0
                                    


[Seoul, 15.50 KST]

"Jadi kau mau bicara apa?"

Mendadak laki-laki dihadapannya diam seribu bahasa.

Surat tak bernama yang tadi Hyesoo terima ternyata darinya.

Seo Jin.

"Kalau begini, kau hanya akan membuang waktuku."

"Chukkae, hyesoo-ya."

"Apa?"

"Selamat karena sudah berhasil jadi pacar idolamu itu,"

Gadis bermarga Kim ini mendadak beku.

"Kau bicara apa?" Elaknya.

"Tidak perlu mengelak begitu. Aku tahu semuanya,"

"Hidupmu hanya untuk mencampuri urusan orang lain? Berhentilah mengikutiku."

Seo Jin tertawa.
"Kau pikir apa yang aku rasakan sekarang? Mendengar wanita yang sudah kuperjuangkan menjadi milik orang lain. Aku bahkan jijik membayangkan nasibku sendiri."

Hyesoo menatap tak percaya.

Sisi lain dirinya berkata bahwa ia harus diam. Dan lebih baik seperti itu.

"Kenapa kau menolakku dulu? Dan,kenapa kau mau jadi pacarnya?"

"Kau tidak butuh jawabanku."

"Tentu saja aku butuh. Aku menyukaimu, bahkan sampai sekarang."

"Aku berpacaran dengan orang lain hanya demi melampiaskan perasaanku. Tapi selama ini aku sadar, kau memang tidak bisa kulupakan." Lanjutnya.

Hyesoo memasang wajah datar. Keterkejutannya terlampau banyak. Hingga tak mampu diekspresikan.

"Lalu apa? Karena dia banyak uang? Jadi kau mau berkencan dengannya."

Tangan Hyesoo mengepal. Cela bibirnya tertutup rapat. Didalam sana, ia sedang merapatkan gigi.

"Kupikir, kau berkencan dengan seseorang hanya karena materi. Begitukah?"

"Cukup. Hentikan omong kosongmu," Bentak Hyesoo.

Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam.

Sejujurnya, inilah satu bagian dari beberapa hal yang ia khawatirkan kalau harus berpacaran dengan idol besar seperti Jungkook.

"Jangan bicara apapun lagi. Kau tahu Seojin, mulutmu itu sampah!"

"Berhenti campuri urusanku. Jangan pernah bicara cinta denganku lagi kalau kau masih tidak bisa menghargaiku seperti ini. Dasar brengsek!"

Laki-laki dengan mantel coklat itu kemudian tertawa sumbang.
"Ow, aku brengsek. Tapi tetap saja, aku tidak bisa jauh-jauh darimu. Tunggu sampai hartaku banyak, maka aku akan datang lagi padamu. Mengemis-ngemis seperti ini."

Hyesoo menutup matanya yang tiba-tiba terasa panas.

Dengan langkah lemas, ia berdiri dan meninggalkan Seojin.

Sudah gila.

_

Hyesoo menutup buku dihadapannya.

Buku yang seperti sudah tidak ada harga dirinya lagi di mata gadis itu.

Hyesoo benar-benar sudah muak dengan semua ini.

Satu dari sekian hal yang ia khawatirkan ketika menjadi pacar Jungkook akhirnya terjadi juga.

Ia sekuat tenaga menutupi semua ini dari Jungkook. Rasa khawatirnya semakin meningkat saat pertemuannya dengan Seojin di bus.

The IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang