Promise

11 0 0
                                    


Dua hari setelah pertemuanku dengan Jungkook.

Aroma kopi mengelilingi penciumanku. Dari sana, turun Yoora yang berjalan anggun bak Dewi dari kayangan.

Gadis itu kembali pada sifatnya yang alay setelah kemarin demam tinggi dan menyusahkanku.

"Nona Choi mau kemana pagi-pagi begini?" Ucapku seperti seorang pelayan yang siap melayani tuannya.

Yoora tersenyum kecil dan memilih duduk disebelahku.

Ia memasang jam tangan hitam ke pergelangannya dengan serius. Menampakkan wajahnya yang lebih segar dari hari sebelumnya.

"Aku akan mulai hidup yang baru. Setelah bertemu dengan orang brengsek seperti Jung Tae, kupikir ini saatnya aku jadi lebih baik."

"Baguslah. Jangan dekat-dekat lagi dengannya. Cintai saja Namjoon, jangan dekati laki-laki lain."

Dia mencubit lenganku dan memeluk tubuhku dari samping.

Senyumnya perlahan menghilang, digantikan dengan ekspresi tak terbaca.

"Kenapa aku harus punya hubungan dengannya dulu? Padahal dia brengsek. Bodoh sekali, bukan?"

Aku menaruh daguku diatas kepalanya. Kemudian tersenyum sekilas.

"Cinta bukan tentang pilihan seperti yang kau katakan. Cinta itu buta. Buta sekali, sampai sebrengsek itu saja kau tak sadar."

"Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi." Ucapnya lirih.

Tak lama, ia melepas pelukannya.

Digenggamnya sebuah bandana hitam yang tidak ku sadari sejak tadi.

Satu tangannya mengangkat rambutnya kemudian memakai bandana itu dengan posisi yang aneh.

Tetap saja, Yoora itu cantik. Dia akan tetap manis dengan tampilan apapun.

Setelah itu, ia tertawa. Yang aku sendiri tidak tahu alasannya.

"Ternyata sesulit itu menemukan laki-laki yang baik."

Kemudian setelah itu, yang kami berdua lakukan hanyalah diam.

Tidak tahu apa-apa yang harus dibicarakan. Dan semakin bingung dengan keadaan.

We're just gonna look like an ordinary people.

_

Yoora's POV

Alunan melodi-melodi yang tertata rapi itu terdengar indah dan menenangkan di telingaku.

Untuk sejenak, aku berharap semoga bisa sedikit lebih damai dan menerima keadaan.

Chocolate mix ditanganku juga lumayan membangkitkan lagi semangat dan rasa percaya diri yang belakangan ini hilang.

Aku menolehkan kepalaku ke kiri dan kanan menunggu seseorang datang menyusulku kesini.

Beberapa menit lalu, Hyesoo mengirimiku pesan.

HyeSoo : 15 menit lagi aku sampai. Pesankan minuman dulu, yoora-ya..

Gadis itu memang tidak pernah tepat waktu. Selalu saja melewati batas waktu yang ia tentukan sendiri.

Tapi, dilain sisi ia adalah sosok yang selalu ada untuk sahabatnya. Terlebih untukku, ia sudah banyak membantu selama ini.

Musik baru terdengar lagi. Kali ini, terputar lagu dari Ha Sung Woon.

The story of December.

The IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang