Fajar kemarin datang padaku,
Duduk sejenak lalu mengajakku berbincang mengenai waktu,
Dan kau tau?
Dia berbisik padaku bahwa kau merindukanku,
Jantungku berpacu,
Seketika dadaku bergemuruh lantang mengucap namamu,
Namun egoku meminta menjauh,
Meski nadiku telah tergores segaris rindu,
Beritahu Aku harus apa?
Saat yang terbentang di depan mata hanya hamparan logaritma yang sulit terpecah,
Tentang rindu yang membuncah,
Namun kita yang telah kalah dan memutuskan untuk berpisah,
Begitulah,
Nyatanya hanya dengan segurat fajar,
Tanpa sadar ku hidupkan kembali kenangan yang sempat aku buang,
Kusemai kembali rindu yang susah payah kubunuh,
Dan pada akhirnya sejauh peluh kuberjalan,
masih kamu yang kuharap kembali dalam dekapan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinta di Ujung Pena
Poetrybegitu banyak kata yang ingin ku ucap pada tiap kesempatan dalam pertemuan, namun semua tertahan, ketika yang disebut cinta meletakkan nama lain di hatinya, namun tak mengapa, karna sejatinya cinta tak pernah meminta balas atas pengorbanan, disini, ...