Happy Reading!!!
Yang telah hilang sulit dicari, maka syukurilah segala yang masih dimiliki.
"Pulangnya gue anterin ya?"
Caca mengangkat kepala dari yang semula sedang membereskan barang-barang untuk dimasukkan kedalam koper. Matanya menemukan Daffa tengah duduk bersila dihadapannya saat ini. Entah kapan cowok itu masuk ke kamarnya, yah tapi pintu kamarnya memang terbuka sih.
"Ka Daffa sejak kapan disini?"
"Sejak tadi gue merhatiin lo diambang pintu-" cowok itu menunjuk kearah pintu kamar yang Caca tempati, "tapi lo-nya ngga peka-peka kalo gue perhatiin, jadi gue samperin, ...sorry gue masuk tanpa izin" cowok itu meringis menampilkan deretan gigi rapihnya.
Caca hanya diam sambil menatap Daffa, entahlah apa yang membuat otaknya mendadak blank begini hanya dengan melihat Daffa."woy! Kok malah bengong sih?"
Lambaian tangan Daffa diwajah Caca membuatnya tersadar. "eh- enggak kok..."
"hayo mikirin apa?" Daffa meledek dengan wajah jahilnya
Caca gelagapan seketika, "eng-enggak kok, aku ngga mikir apa-apa"
"yang bener?" ledek Daffa lagi
Andai Daffa tahu jika hanya dengan berhadapan dengan cowok itu saja Caca dapat mengosongkan pikirannya untuk selanjutnya diisi dengan bayangan cowok itu tersemat rapi disana.
"engga kak, beneran ih. Mending ka Daffa keluar deh, aku belum selesai beres-beresnya" Caca menarik Daffa untuk berdiri dan selanjutnya ia dorong menuju pintu kamarnya.
"ehh-eehh Ca, kok gue diusir?" Daffa mencoba menahan ketika Caca sudah hendak menutup pintu. Cowok itu menumpu satu tangannya pada daun pintu.
"aku ngga bisa beres-beres kalo ada ka Daffa"
"salah gue apa emang? Kan gue cuma mau liatin lo doang Ca"
"ya itu salah ka Daffa!" jawab Caca sedikit keras, sepersekian detik kemudian ia menunduk karena merasakan semburat panas mulai menjalari pipinya.
Sebuah senyuman jahil tercetak di bibir Daffa, cowok itu peka jika Caca tengah menahan malunya sekarang.
Daffa sedikit menunduk, mensejajarkan wajahnya dengan Caca. "kenapa gitu gue ngga boleh liatin lo?" Daffa menjeda kalimatnya sambil tersenyum geli, "padahal gue gemes banget, apalagi kalo merah gini" lalu satu telunjuknya menempel dipipi kanan Caca yang sudah semerah tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED - [HIATUS]
Ficção Adolescente🍀TEEN FICTION🍀 Terimakasih, Atas ketidak-pekaanmu Sehingga keangkuhanku mampu membuatmu yakin Bahwa aku tidak benar-benar luluh padamu - Dariku Caca "..tentang semua yang tak terjelaskan.." ❗❗NOTE❗❗ ✔ Typo dimana-mana ✔ Banyak ke-error-an author...