4. Drama di Mangrove

400 21 0
                                    

Ada 2 pilihan sebelum kau benar-benar jatuh. Pergi sejauh mungkin atau menyelam karena sudah terlanjur basah.


Hutan Mangrove.

Sanggar Batik Mangrove.

Tambak garam.

Tambak udang.

"kita mau kemana dulu kak?," Tanya Caca saat didalam mobil Daffa, ditangannya Caca memegang sebuah notebook kecil berisikan tempat tujuan mereka.

Hari ini adalah hari pra pembuatan film yang akan dimulai senin nanti. Dan disinilah Caca berada, dimobil Daffa bersama dengan Bayu. Iya mereka semua dispensasi. Jadi buat kegiatan hari ini Bayu membagi timnya jadi dua, buat ngurus alat-alat sama survey tempat, dan Caca, Daffa, sama Bayu kebagian buat survey tempatnya.

"kita ke tambak garam sama tambak udang aja dulu Daf, kan tempatnya deketan tuh," titah Bayu pada Daffa yang menyetir.

"siap," sahut Daffa singkat kemudian mengemudikan mobilnya ketempat yang dituju.

Tidak beberapa lama kemudian mobil Daffa telah sampai didarah pisisir. Dimana masyarakatnya mayoritas petani tambak. Setelah Daffa memarkirkan mobilnya ketiganya pun turun dari mobil. Daffa sudah siap memegang kamera untuk dokumentasi saat mereka melakukan survey nanti, sedang Caca menyiapkan sebuah notebook kecil untuk mencatat hal-hal penting yang nantinya akan ia dapatkan dari tempat survey.

Bayu mengawali mereka untuk masuk ke area tambak garam dan tambak udang yang ternyata lokasinya memang berdekatan, kemudian berniat menemui si pengelola tambak itu.

"Permisi Pak," sapa Bayu sopan pada salah seorang lelaki paruh baya.

"iya dek? Ada yang bisa saya bantu?,"

Bayu memulai percakapan serius dengan bapak separu baya tadi. Dan kebetulan bapak itu adalah kepala pengelola tambak didaerah sini. Akhirnya Bayu mulai membicarakan mengenai maksud dan tujuan mereka untuk datang kesana. Mereka mengobrol sambil berkeliling tambak.

Daffa mulai membidik kameranya kearah sekitar, merekam kegiatan para petani tambak, dan sesekali membidik kameranya kearah Caca namun gadis itu tidak sadar, kerena Caca terlalu sibuk mengikuti Bayu sambil mencatat hal-hal penting yang dibicarakan Bayu dengan bapak paruh baya itu.

Sudah berjalan-jalan cukup lama mereka ditepian tambak. sangkin seriusnya mencatat, Caca sampai tidak memperhatikan langkahnya ditepian tambak. Tanpa sengaja kakinya memijak tanah rapuh pinggiran tambak.

"Huwwaaaa...!!" Caca sudah memekik sambil memejamkan matanya, dia sudah pasrah pada nasib dan membayangkan bagaimana konyolnya dia nanti saat tercebur ditambak.

Namun sepersekian detik Caca memejamkan matanya ia mersaa tubuhnya tidak kunjung menghempas ke dalam air, melainkan masih menggantung diudara.

"Ca, lo ngga papa?," Tanya Daffa yang ternyata menangkapnya.

Perlahan saat Caca membuka matanya, dia melihat wajah Daffa yang begitu dekat dengannya. Satu tangan cowok itu memeluk pinggang Caca, sedang tangannya yang lain memegangi kamera. Ada desiran asing didada Caca kala mengamati wajah Daffa yang begitu dekat. Seketika dia merasa seperti dunianya seolah berhenti.

"Ca, lo ngga papa?," pertanyaan yang sama terlontar dari mulut Bayu—membuat Caca segera sadar dari segala pemikiran gilanya.

Caca segera bangkit dari posisinya yang awkward—saat bertumpu pada Daffa, "eng..nggak papa kok ka, ma-maaf ka, aku kurang hati-hati tadi," jawabnya gelagapan.

UNTITLED - [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang