Terimakasih yang sudah mendukung dan menunggu dengan sabar cerita ini:))
Happy Reading!!♥♥
Menikmati masa yang tengah kau pijak adalah bentuk sederhana mensyukuri nikmat Tuhan. Sebelum akhirnya waktu membawamu melangkah maju, dan yang tertinggal perlahan terubah menjadi kenangan.
♥
Sebagai putra sulung dari pengusaha yang cukup berpengaruh dikancah bisnis, maka pertemuan makan malam dengan menciptakan citra baik sebagai penerus utama seharusnya penting bagi Arga. Tapi cowok itu membencinya, dia tidak suka ketika Papanya memperkenalkan dan membangga-banggakannya seperti boneka didepan jajaran teman-teman pengusaha Papanya. Mereka seperti halnya orang asing yang terlibat dalam simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan untuk kepentingan masing-masing. Arga benci cara Papanya yang memandang hubungan ayah dan anak mereka hanya sebatas itu. Tidak lebih.
"Bram, putramu ini benar-benar luar biasa! Seharusnya kau ambil pensiun dini saja, toh penerusmu sehebat ini" Lihat? Sangat baik bukan, pencitraan yang Arga berikan sampai teman Papanya mengelu-elukannya begitu.
Bramasta tersenyum, diusianya yang sudah lebih dari setengah abad itu kharismanya masih menawan seperti saat muda dulu. Sisa-sisa kejayaan masih terlukiskan melalui garis-garis wajahnya yang tegas berkharisma, hal serupa yang diwariskan pada Arga.
"Arga ini masih perlu banyak belajar, lagi pula kuliahnya masih belum selesai, Pras. Aku ingin pendidikannya diselesaikan dulu"
Prastio mengangguk-angguk, "Ya kau benar, tapi setidaknya dia bisa belajar untuk bisnis ayahnya dulu kan sebelum kelulusan S2-nya, kurasa itu bukan ide buruk"
Lagi-lagi Bramasta hanya tersenyum, lalu mereka larut dalam obrolan bisnis mereka yang sama sekali tidak ingin Arga dengar ataupun mengingatnya baik-baik. Penerus utama? Memangnya Arga benar-benar masih anaknya?
Sebuah getaran dari saku jasnya membuat Arga pamit untuk mengangkat panggilan telefon itu dilain tempat.
"Kenapa, Jes?" Arga meyangga tanganya pada palang pembatas teras balkon. Suara musik menghentak-hentak terdengar dari sebrang telefonnya. Bisa ditebak jika sang penelfon ada ditempat hiburan malam.
"Lo dimana? Gue kangen, Ga. Gue tunggu ditempat club biasa ya?"
"Gue ada pertemuan bisnis bokap, nggak bisa"
Terdengar suara rajukan dari ujung sana, "Pokoknya gue akan nunggu lo, gue nggak mau pulang dari sini, kalo bukan lo yang nganterin gue pulang!"
Arga tampak menghela nafas, pacarnya itu tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Ya, Arga memang memiliki pacar sekarang, pacarnya adalah wanita berbaju merah yang mengantarkannya pulang dari club waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED - [HIATUS]
Novela Juvenil🍀TEEN FICTION🍀 Terimakasih, Atas ketidak-pekaanmu Sehingga keangkuhanku mampu membuatmu yakin Bahwa aku tidak benar-benar luluh padamu - Dariku Caca "..tentang semua yang tak terjelaskan.." ❗❗NOTE❗❗ ✔ Typo dimana-mana ✔ Banyak ke-error-an author...