Kau ingatkan kembali puing-puing kesalahanku. Sadarkah! aku terluka kembali karena ulah-mu. Otakku membuka ulang tabir pilu di hari itu. Sampai cakrawala menutup siang untukku.
Jangan tanyakan! Aku masih sama. Persis aku setahun lalu. Tak ada lagi noda-noda yang menempel di dinding kalbuku. Percikan luka pun bersedia aku hilangkan. Semua sudah kutata rapih kembali.
Seharusnya aku yang bertanya padamu. Wahai tuan, sang pemilik sertifikat hatiku. Benarkah tak ada kemaafan? Benarkah tidak ada kata pulang? Sebenci itukah dirimu? Apa sepenuhnya memang betul-betul salahku?
-Ameng
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Kalbu[Puisi]
Thơ caIni hanya berisi puisi saja, jika kamu mencari cerita, di lapak sebelah yah.. Semoga suka sama puisi yang aku buat.. SALAM MANIS MELISAMENG