Kata selamat tinggal yang dahulu terucap di bibirmu. Masih terngiang di dalam gendang telingaku, masih terasa sesak rasanya.
Kata itu juga masih setia menyakiti pelupuk mataku yang selalu melemah, karena rindu akan dirimu, kerap kali bertamu menjamu malamku.
Apakabar duhai kamu?
Engkau tak akan tergantikan, sama sekali tidak akan. Bersabarlah, aku tengah mempersiapkan diri dan hatiku untuk pertemuan beberapa tahun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Kalbu[Puisi]
ŞiirIni hanya berisi puisi saja, jika kamu mencari cerita, di lapak sebelah yah.. Semoga suka sama puisi yang aku buat.. SALAM MANIS MELISAMENG