Nafasku tercekat, kerongkongan sialan ini pun ikut mencekik. Darahku membeku, mataku membuta, telingaku juga ikut menuli. Hati yang tertutup sejak dulu. Masih saja enggan membuka pintu.
Tak tahu-menahu engkau akan diriku. Padahal kode selalu aku paparkan jelas di depanmu. Tampak matahari mulai malu-malu menampakkan diri. Ia berada dibalik awan hitam untuk bersembunyi. Sampai nanti rintik sendu itu berhenti mengguyur daratan.
Sama seperti halnya dengan diriku. Bersembunyi dikala kamu didepan mataku. Berpura-pura tak tahu. Mengalih pandang padahal aku sangat mahu melihat mata itu. Berbohong pada semua orang, jika aku tak lagi menginginkanmu. Pengecut! Itulah aku. Menatapmu masih! Kau tahu kapan? disaat dirimu tak menyadari keberadaanku.
Selasa, 18 februari 2020//22:29
-Ameng
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Kalbu[Puisi]
PoesíaIni hanya berisi puisi saja, jika kamu mencari cerita, di lapak sebelah yah.. Semoga suka sama puisi yang aku buat.. SALAM MANIS MELISAMENG