Eighteen: Sesha

13 6 0
                                    

Di mana Seruni berada pasti ada Shawn di sisinya, mereka layaknya sepasang kekasih. Sedikit demi sedikit rasa kesepian itu mulai berkurang, ruangan kerjanya terasa lebih hangat dari biasanya. Kepribadian Shawn mendadak berubah saat hanya berduaan, lelaki itu mendominasi obrolan. Sedangkan Seruni berperan sebagai pendengar.

Shawn menceritakan tentang perjalanannya melawan sepi dengan cara mengunjungi negara demi negara hingga mendaki gunung Everest yang terkenal akan ketinggiannya. Ia bahkan nyaris mati membeku saat tersesat di Rusia yang saat itu tengah badai salju dan juga dikejar anjing liar saat mengunjungi peternakan milik kenalannya di Paris.

Ia melakukan banyak perjalanan, tetapi tak kunjung bertatap muka dengan sang ibu. Bukan kesibukan yang menjadi penghalang. Namun, ia dikejar oleh seseorang yang merupakan suruhan Dwinata Family. Jadi semenjak ia lari dari rumah mereka sepuluh tahun silam, Shawn dan sang ibu hanya bertatap muka melalui panggilan video. Shawn tinggal bersama kakek-neneknya di Yunani, lalu saat berusia tujuh belas tahun, ia memutuskan untuk hidup berpindah-pindah seorang diri. Kemudian, berakhir di sini, Indonesia.

Shawn hidup mandiri dan tak terbuai akan harta kekayaan kakek-nenek ataupun ibunya. Ia bekerja di banyak tempat, bahkan ia sangat ahli di bidang melukis, musik serta hal berhubungan dengan seni lainnya.

Salah satu karyanya yang populer adalah Sesha, sebuah lukisan bernuansa hitam-putih, menampilkan sepasang anak manusia yang tengah bermain di ayunan. Walau begitu, ia berkarya dengan merahasiakan identitasnya atau anonim.

"Lalu, bagaimana denganmu?"

Seruni menghela nafas, ia menutup laptop-nya pelan. Lalu mulai bercerita. Sepuluh tahun silam, setelah mereka berpisah di persimpangan jalan. Seruni berjuang mati-matian untuk mendapatkan kasih sayang sang ayah kembali, tetapi saat ia tersadar hidupnya benar-benar berubah. Seruni menarik diri dari khayalak, setiap hari ia mengurung diri di kamar. Ia hanya keluar saat pergi bersekolah dan keperluan mendesak.

Masa remajanya tak terlalu berkesan, ia sungguh kesepian. Ia bukan seorang kutu buku, tetapi jika ia tidak belajar dengan giat, mereka akan menendang dirinya yang tak berguna. Seruni membaca berbagai buku seputar bisnis, ia juga menjadi lulusan terbaik di salah satu universitas di Inggris. Ia wanita tanpa rasa peduli berhasil mengambil alih beberapa persen saham milik ayahnya sendiri. Kasarnya, jabatan yang ia emban sekarang ia dapatkan dengan cara mencuri. Siapa peduli, ia hanya mengambil haknya, walau rasa hormat kepada pria yang dulu ia anggap ayah terbaik itu hilang dari dalam dirinya.

Bianca dan Seruni bersaing ketat, tetapi Seruni bukanlah tandingannya. Ia si pasif yang lebih mematikan dari setetes bisa. Dalam satu bulan masa kepemimpinanya, saham Bae Magazine naik drastis. Keuntungan pemasaran berkali-kali lipat dari biasanya, sungguh fantastis.

Ia memang tak mempunyai rasa peduli jika berhubungan dengan bersosialisasi, tetapi tidak dengan urusan bisnis. Walau ia tak banyak bicara, setiap ide cemerlang yang ia ajukan langsung meledak di pasaran.

Begitulah kehidupan tidak ada yang sempurna selain Tuhan, ada kelebihan pasti ada kekurangan. Jadi, sepatutnya sebagai manusia mensyukuri apa adanya, gunakan kelebihan itu untuk menutupi kekurangan tanpa merasa iri dengan hidup orang lain. Setiap manusi memiliki keistimewaan tersendiri, seperti Shawn dan Seruni. Ya seperti mereka berdua.

Maria menatap gelisah keluar jendela, nampak lima orang polisi tengah berbicara dengan adiknya, Adi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maria menatap gelisah keluar jendela, nampak lima orang polisi tengah berbicara dengan adiknya, Adi.
Berita itu telah menyebar luas dan rencana mereka untuk mempengaruhi James Andreas tak berhasil, karena berita itu terlebih dahulu keluar sebelum berjalannya rencana. Sedangkan Norman serta Wijaya menghilang bagaikan ditelan bumi. Sudah berhari-hari mereka tak kunjung kembali, apa mereka telah melarikan diri?

Maria menatap frustasi Adi yang didorong paksa masuk kedalam mobil polisi. Pria itu tak akan mampu beralibi, bukti nyata telah ditunjukkan oleh seseorang.

Bukti ketelibatannya kedalam pembunuhan tiga anggota keluarga Spencer saat ia masih tinggal di LA, tiga tahun silam. Yang mana korban adalah Jessy, Larry serta Clint.

Adi menenggak minuman beralkohol hingga mabuk menjadi tidak terkendali. Ia menyerang pejalan kaki dan menerobos masuk ke kediaman Spencer. Nahas, saat Larry dan Clint mencoba membawa pria itu keluar. Adi marah, ia mengeluarkan sepucuk pistol di balik bajunya dan menembaki kedua pemuda itu hingga tewas. Mendengar letusan senjata api, Jessy keluar dari kamar dan timah panas mengenai kaki kirinya.

Adi langsung melarikan diri, meninggalkan Jessy yang menderita menahan sakit di kaki.
Lagi-lagi, kenahasan terjadi. Keluarga Spencer kalah di pengadilan karena tak cukup bukti untuk memidanakan Adi, mereka juga kehilangan perusahaan yang menjadi tonggak kehidupan keluarga Spencer. Mereka hancur.

Saat itu Jason baru saja pulang dari liburan musim dingin dan belum menyadari apa yang telah menimpa keluarganya. Ia duduk menatap layar monitor untuk memeriksa rekaman cctv di ruang tamu, Jason ingat sebelum ia pergi kamera di tempat itu tidak berfungsi dengan baik.

Hingga sampailah ke rekaman dua hari silam, hari dimana peristiwa itu terjadi. Namun, terlambat. Sepupunya telah tiada dan adik kembarannya menderita menahan sakit. Ia dan keluarga telah jatuh, tak sedikit pun uang yang tersisa.

Tetapi siapa sangka. Ia bertemu pemuda tujuh belas tahun bernama Krisan atau dikenal Shawn, pemuda yang ia kira hanyalah pemuda pelarian itu dengan tenang meminjamkan uang dalam jumlah besar tanpa bunga sedikitpun.

"Jangan pikirkan cara membayarnya, pikirkan saja bagaimana cara yang bijak untuk menggunakannya."

Sampai detik ini Jason mengingatnya, walau ia berjalan mengunakan kursi roda. Rasa dendam itu masih ada di hati, semua belum berakhir ia akan kembali.

 Rasa dendam itu masih ada di hati, semua belum berakhir ia akan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tarissa menatap biola kecokelatan penuh rindu. Ia usap ukiran sebuah nama di bagian body alat musik itu, betapa ia sangat merindukannya. Anak yang telah terpisah dengannya selama sepuluh tahun, sesak di dada mulai mendominasi. Ia usap mata itu sebelum cairan bening penuh emosi itu jatuh. Ia tak ingin lagi bersedih, tetapi rasa sakit itu masih ada bersarang di hati. Ia harus apa?

Gelisah rasanya hati, sepi rasanya malam ini. Hana yang menyadari perubahan raut wajah Tarissa mendekat, ia duduk di samping wanita yang telah ia anggap adiknya itu. Keduanya saling menghibur satu sama lain saat dilanda kesedihan ketika merindukan sesorang yang sulit untuk ditemui.

"Your son, again?"

Tarissa menggeleng cepat. "Hanya teringat memori itu."

"Menangislah, jika dengan itu kamu merasa menjadi lebih baik."

Tarissa menoleh ke sudut ruangan, menatap sebuah lukisan bernuasa hitam-putih.

"Sepertinya tidak untuk saat ini, Eonnie."

Bersambung

05-02-20

ILY SERUN! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang