"Aku iri ... melihat tatapan dingin Shawn menjadi hangat saat melihatmu. Dan sekarang, aku mengerti ... dia tak pantas untukku. Karena, setelah ibunya, kamu adalah wanita asing pertama yang dia cintai."
Ucapan Cantika kemarin sore terus membayanginya. Air matanya selalu menetes, walau ia bersusah payah menahannya. Rasanya sesak mengetahui fakta, bahwa sosok Shawn yang ia kenal sebagai Krisan menyerahkan diri untuk menggantikan posisinya. Seruni merasa bersalah, ia ingin berteriak sekeras mungkin, tetapi suaranya selalu tertahan. Hanya air mata dan isakan pilu yang mendominasi ruangan bernuasa putih, tempat ia tengah dirawat. Mengapa ia tidak dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya?
Apa kesedihan akan terus membelenggunya hingga ke alam kematian?
Apa gunanya ia hidup, jika lelaki yang sangat ia cintai tak lagi hidup?Pertahanannya runtuh, ia lelah dan jengah. Wanita muda itu mencabut jarum infus secara paksa, membuat punggung tangan kanannya terluka. Ia tak peduli, walau harus berjalan terpincang-picang dan merasakan pusing.
Ia terbatuk-batuk, setelah menaiki satu per satu anak tangga dari lantai lima ke lantai tujuh rumah sakit.
Rambutnya berkibar, hembusan angin malam membuatnya merinding. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya mengigil. Keringat dingin membasahi kaki tak beralasnya. Wanita beriris kecokelatan itu menatap ke bawah dari atas ketinggian. Jantungnya berdebar kencang. Mengapa semua usaha untuk mencapai hal yang ia inginkan, tak berjalan semestinya?"Mengapa?"
Apa ia masih pantas untuk hidup?
Apa ini adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri duka di hatinya?Seruni berdiri di sudut rooftop tanpa pembatas, satu langkah ke depan dan nyawanya pun melayang terjatuh ke dasar dari lantai tujuh.
Mungkin ini adalah surat pertama dan yang terakhir. Jika aku tak kembali, teruslah menatap ke depan, cari kebahagiaamu. Lupakanlah aku, walau itu sulit. Ini bukan salahmu, ini salahku yang baru menyadari apa itu cinta. Aku selalu menampiknya. Aku bodoh....
Aku terlalu bodoh, aku baru tersadar jika antara cinta seorang ibu dan cintamu itu adalah hal yang berbeda.
Aku bahagia bisa mengenalmu. Kita adalah Krisan dan Seruni, sebuah bunga yang memiliki dua nama yang indah. Seruni selalu dikenang dan aku akan tetap abadi di suatu tempat.
-Shawn Krisan
Ia menyeka air matanya sambil mengenggam erat secarik kertas berisikan tulisan tangan sang pujaan hati. Ah, pujaan. Hembusan angin membelai pipi. Pikirannya meronta untuk menjauh dari sana, tetapi ia tak tahu harus bagaimana. Seruni merasa tak pantas hidup dan cintai oleh siapapun.
"Eomma...." Wajah sang ibu menghantui pikirannya, tetapi mengapa ia tak bisa melangkah mundur dari sana?
Ia merentangkan kedua tangannya. Hembusan angin menusuk kulit. "Apa kamu akan datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY SERUN! [END]
RomanceBalas dendam mempersatukan Seruni Bae dan Shawn Ambrose. Lalu perasaan yang awalnya terasa asing perlahan-lahan membawa ingatan masa kecil keduanya yang jauh dari kebahagiaan. Ily Seruni.... Bukan cerita yang kental akan romansa....