“Hei,” Suara nan merdunya mendadak terdengar, membuat gadis yang baru saja akan melancarkan rencana penuh taktik tersebut segera melebarkan jarak yang sedetik lalu sempat tak bersisa.
“K-kau sudah bangun rupanya,”
Pemuda bermata bulat itu terkekeh pelan, “Kau berharap aku masih tertidur, hm? Sehingga kau bisa melancarkan rencana licikmu itu dengan mulus, begitu?”
“Ekhem, apa maksudmu? Aku—aku tak melakukan apapun. Kenapa kau menuduhku seperti itu, Jeon?” Sang gadis mengendikkan bahu dan menarik sudut bibirnya untuk merangkai senyum tak bersalah.
“Wah,begitu ya? Kau mendadak lupa,” Jungkook menatap tak percaya akan upaya mengelak sang lawan bicara. Tetapi sedetik kemudian pemuda itu menarik seringaian tipis. Ibu jarinya kini mengusap singkat bibir gadisnya, “Apa perlu aku memperagakannya, baby Lala?”
“Hei, ja-jangan memanggilku seperti itu,” Ucapnya mengelak.
Netra kecoklatan gadis itu segera mencari celah untuk kabur dari perangkap mata bulat didepannya. Tentu, ia akui bahwa pesona seorang Jeon Jungkook itu terlalu sulit untuk diabaikan. Apalagi jika berhadapan sedekat ini dengan sorot mata haus gairah yang tengah dipamerkan lelaki itu. Ia sudah sering kalah. Dan kini ia menjadi menyesal mempermainkan Jungkook dipagi hari, lelaki itu bisa saja menyeretnya dalam permainan sesungguhnya.
Jadi, masih mengalihkan pandangan dan menyembunyikan semburat merah dipipi yang muncul tanpa aba-aba itu, Lala berusaha berujar setenang mungkin. “Tidak, tentu saja tidak perlu.”
“Benarkah? Padahal aku sudah bersiap-siap memperagakannya dengan style yang berbeda...” Pemuda itu menyisir rambutnya kebelakang dan berbisik pelan, “Hot bed style,”
Lala hampir tersedak ludahnya sendiri, tetapi memilih tak gentar ia membalas cepat, “Yah, aku jamin tenagamu tak akan cukup kuat untuk melakukan itu, Jeon.”
“Sombong sekali wanita ini,” Jungkook memamerkan senyum lebar, menampilkan dua gigi kelinci besar yang segera meruntuhkan kesan dominan dan menuntutnya menjadi kesan Si manis manja yang siap membuat siapa saja terkena serangan jantung ringan tiap detik.
Bahkan dengan tanpa peringatan apapun kini Si Jeon langsung mengacak rambut Lala, “Jangan mencoba memancingku lagi, baby. Tak baik mencuri ciuman seseorang, apalagi orang yang bisa membuatmu tak bisa berkutik diatas ranjang,”“Dasar mes—”
Jungkook kembali mengacak rambut sang gadis dengan gemas hingga benar-benar kusut lalu menghindar dengan cepat kedalam kamar mandi saat jemari Lala sudah bersiap membalas dengan cubitan kuat pada kedua pipi lelaki itu.
“Akan kubalas kau, Jeon!”
♧♧♧
“Seharusnya kubuatkan kopi tanpa gula saja, si bayi kelinci itu.” Monolog sang gadis, sambil mengaduk segelas susu dan menyorot tajam kearah pintu kamar mandi yang tak kunjung terbuka itu.Yah, lelucon Jungkook beberapa menit yang lalu cukup keterlaluan, sangat-sangat keterlaluan.
Bagaimana jika ia tergoda dan mengiyakan undangan style baru yang ingin diperagakan Si Jeon? Bagaimana jika wilayah kekuasaan Jungkook berubah dari hanya sofa dirumahnya beralih menjadi menguasai ranjang? Oh, sial. Apa yang baru saja ia pikirkan? Mereka bahkan baru menjalin hubungan selama hampir dua tahun.
“Hei, susuku jangan diaduk sampai tumpah.” Mendadak lelaki itu telah berada disampingnya lalu menyambar susu tadi dengan cepat. Ingin sekali Lala sekadar menjitak kepala Si Jeon dengan sendok bekas mengaduk susu detik itu juga.
“Aku dapat double sandwich seperti biasa’kan?” Ucap lelaki itu lagi setelah menenggak susu hingga tandas. Memang, selain kelinci menggemaskan, Jungkook juga seorang berotot yang selalu lapar.
“Tentu saja,” ucap Lala memutar bola mata jenaka, seketika melupakan keinginan membidik Si Jeon dengan sendok.
“Terima kasih baby,” Cengir Jungkook lebar, ketika sepiring porsi jumbo sandwich telah disodorkan padanya.
Namun, kemanisan Jungkook segera luntur dari mata Lala ketika suara dering ponsel terdengar. Sempat tertegun, gadis itu segera menjauh dan mengangkat panggilan dengan raut was-was.
“Apa matamu masih jeli untuk membidik peluru kearah kepala seseorang?” [♧]
Feb, 23th 2020.
A special short story dedicated to Quesarala happy birthday, my bestfriend🎂💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugacious || ✔
Fanfiction[Special Short Story Project] Sosok itu menjilat bibirnya sambil mendesah panjang. "Ah, untuk apa juga aku menjelaskan begitu panjang kepadamu," Ia sejenak menengadah. Netranya berkabut tipis, kala jemarinya menggenggam pistol erat dan siap membidi...