[Special Short Story Project]
Sosok itu menjilat bibirnya sambil mendesah panjang. "Ah, untuk apa juga aku menjelaskan begitu panjang kepadamu," Ia sejenak menengadah. Netranya berkabut tipis, kala jemarinya menggenggam pistol erat dan siap membidi...
Detik demi detik serasa berlalu begitu lambat kala lelaki itu masih memainkan permainannya. Sentuhan-sentuhan yang semakin intens, menggugah, merambat jauh dan kian meminta lebih. Ini sungguh gila.
Namun, tanpa diduga bibirnya kembali meloloskan ujaran, “Hentikan,”
Si Jeon tak serta merta menghentikan aktivitasnya. Ia masih terdiam diposisinya dengan hembusan napas berat, sebelum sekilas kembali mencium leher sang lawan main dan beranjak bangun.
“Kau begitu tak ingin aku menyentuhmu malam ini?” Jungkook berbisik rendah.
Atmosfir canggung mendadak serasa memenuhi ruang diantara mereka berdua. Pun tak ada jawaban yang berusaha dirangkai Lala untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ia kini hendak beranjak dari sofa namun ditahan oleh sederet kalimat yang meluncur mulus dari bibir merekah lelaki didepannya.
“Apa kau tahu mengapa aku tak pernah melangkah sejauh ini sebelumnya?” Siluet pemuda itu terlihat temaram disinari redupnya cahaya lampu tetapi tak menyembunyikan sendu wajahnya. Jungkook terlihat sangat lemah. Sosok yang tak pernah terlihat sebelumnya. Mau tak mau membuat Lala stagnan dan menanti dengan bingung arah pembicaraan yang tengah berlangsung. Si Jeon kini melanjutkan, “Meminta lebih dari sekadar ciuman...malam ini sebenarnya, aku ingin meminta lebih dari itu. Aku juga ingin...” Pemuda itu kini kembali mengikis jarak dan dengan perlahan melepas bajunya. “Aku ingin menunjukkanmu ini,”
Kedua netra Lala melebar. Bukan karena tubuh atletis yang terpangpang tanpa penghalang didepannya tetapi seluruh atensinya terpaku pada bekas luka bakar yang tergores jelas sepanjang punggung hingga dada lelaki itu.
“Jeon...i-ini—”
Jungkook membimbing jemari gadisnya menyentuh bekas luka pada tubuhnya,“Luka yang berusaha aku kubur dalam-dalam serta rasa sakit yang berusaha aku lupakan, seseorang pernah memberiku semua ini. Aku ingin kau tahu semua itu, aku ingin kau tahu rahasiaku. Aku ingin kau tahu bahwa kaulah yang membuatku kembali hidup.”
Mendadak kabut terasa menggelayuti kedua netranya yang mengabur. Lala menatap kedua netra Jungkook yang memancarkan sorot mata yang tak pernah Ia lihat sebelumnya.
“Dengar,” Si Jeon berujar lembut sembari meremas tangannya, “Tak masalah bagiku jika aku kehilangan nyawaku karena bersamamu. Aku sudah pernah mati, La. Kematian yang lebih mengerikan—kematian yang aku rasakan bahkan ketika aku masih bernapas. Kurasa... bertemu kematian yang sesungguhnya tak akan lebih sakit daripada itu.”
“Jungkook!” Lala nyaris berteriak untuk membuat pemuda itu menghentikan kalimatnya. Sungguh, Ia tak pernah tahu sisi yang baru saja lelaki itu tunjukan. Luka sebesar itu dan sorot gelap dari matanya sudah menjadi penjelasan yang lebih dari cukup untuk menceritakan memori apa yang pernah dialami pemuda itu.
Melihat jejak air mata yang berkilau terbias cahaya, jemari Jungkook dengan lembut mengusap sudut netra Lala, “Jangan pernah menyuruhku menjauhimu lagi, karena...aku tak bisa melakukan itu.”
Tanpa memperpanjang percakapan lagi, bibir Jungkook telah kembali bersua dengan miliknya. Menyapu perlahan setiap inci bibir sebagai pembuka awal dari permainan yang sesungguhnya.
Kedua lengan sang gadis kini telah mengalung pada leher Jungkook. Si Jeon tersenyum disela-sela lumatan bibir yang masih ia sajikan dengan begitu lihai sebelum beranjak menuju leher, menyentuh titik-titik sensitif dengan begitu sensual, kian beranjak agresif. Gerakannya melemaskan kesadaran dan mengonyak akal.
Hingga tanpa sadar tubuhnya telah diangkat, dengan mudah lelaki itu membawa punggungnya berhadapan dengan ranjang juga melepas segala yang menempel pada tubuh tanpa sempat Ia sadari.
Hanya napas yang tersengal, mata yang terkatup-katup, dan remasan jari pada sprei yang bisa ia pamerkan atas perlakuan dan sensasi menjalar yang diberikan lelaki itu.
Jungkook terengah dan berbisik rendah, “Malam ini...akan sangat panjang,sayang.” [♧]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.