01 | H u j a n |

220 18 3
                                    

❝ini adalah Aksara hujan.
yang di lantunkan kala
pertemuan antara kedua
insan yang saling sayang.❞

۰۪۫A۪۫۰۰۪۫l۪۫۰۰۪۫i۪۫۰۰۪۫f۪۫۰۰۪۫a۪۫۰۰۪۫l۪۫۰۰۪۫l۪۫۰۰۪۫u۪۫۰۰۪۫j۪۫۰۰۪۫a۪۫۰۰۪۫h۪۫۰

Sore itu, hujan tanpa sopan jatuh mengguyur bumi. Membasahkan seluruh isi bumi dan membuat wanita bertubuh mungil itu terpaksa meneduh.

"Issh, kenapa tiba-tiba sih? Aku gak bawa payung lagi. Bisa di omelin sama ibu nih kalo sampe telat pulang."

"Kalo hujan-hujanan kan gak mungkin,besok ada ulangan juga."

Alifa-si gadis kecil dengan tubuh mungil sang pengagum hujan, memakukan pandangannya ke laki-laki yang jalan menghampirinya. Ia menyipitkan matanya sedikit, takut jika salah lihat. meskipun jarak mereka tidak terlalu jauh.

"Ya ampun demi apasi itu dia."

Drt Drttt

Ibu call you...

Alifa segera mengusap layar ponselnya yang sedikit basah itu hingga kemudian memencet tombol hijau untuk menjawab telpon dari ibunya.

Halo bu?

Alifa kamu dimana?!! Cepet pulang ini udah mau dimulai acaranya

Ibu,disini hujan deras. Aku gak mungkin hujan-hujanan. Besok ada ulangan harian,kalo aku sakit kan gawat

Cari taksi atau kendaraan lainnya

Gak ada bu,mendingan aku tunggu sampai hujan reda

Gak bisa! Pokonya kamu harus pulang sekarang juga.

Udahlah,gausah nungguin aku!
Bye

Tuttt

Hal yang paling menyebalkan adalah di paksa, tidak ada debat untuk itu.

Ia mengusap wajahnya kasar dan langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas berwarna hijau army.


Helaan nafas kasar terdengar dari lawan jenisnya, membuatnya menoleh untuk memastikan ekspresi apa yang tergambar di wajahnya.

"Ini udah jam 4 sore,gak berniat pulang, mba?"

Sontak Alifa menoleh, tidak asing dengan suara itu. Namun juga terkejut ketika suara itu ternyata lebih dekat. Benar, dia menghampiri Alifa.

"Gak ada yang jemput,kendaraan juga jarang ada sekarang,"jawab Alifa sambil menatap jalanan yang masih basah.

Serius! Alifa gugup banget di samperin sama satu orang ini. rasanya kaya ada setan, karena udara sekitar terasa lebih dingin daripada sebelumnya.

"Saya bawa payung,"katanya.

"Rumah saya jauh dari sini, gak lucu kalo kakak ngajak saya jalan kaki." Alifa menoleh menatap Fallujah sambil tertawa renyah. Sebetulnya Alifa berharap bahwa kenyataannya Fallujah benar-benar mau mengantarnya pulang sih, kapan lagi kan? hahaha.

"Kamu pede banget dah,hahaha. Saya cuma mau bilang kalo saya bawa payung. Saya gak ada niat buat ajak kamu pulang kok."

"Syalan.."

Rasanya alifa mau mendem dirinya sendiri aja dia tuh, malu banget keliatan ngarep. mana Fallujah nya ketawa lagi, nyesel dah alifa bilang begitu. gak lagi dah.

Fallujah memakai headset dan asik dengan dunia nya sendiri. Alifa menatap wajah kakak kelas yang ia sukai itu. Matanya yang terpejam, hidung yang lumayan mancung itu dan yang tidak luput dari pandangannya;bibir yang bergerak melantunkan lirik lagu.

"Ekhem!" Deheman dari Fallujah langsung membuatnya tersentak kaget.

"Kenapa?"

"Kamu kelas berapa?"tanyanya

"Kelas 11."

"Kenal sama saya?"

"Ka Fallujah,anak kelas 12 IPA."

"Kok tau?"

"Siapa yang gak kenal sih,sama cowok famous kaya kakak." Alifa sedikit menekankan kata Famous. emang sih, Fallujah famous banget, bahkan di kalangan guru-guru juga.

Saking Famous nya, banyak banget yang suka sama Fallujah. Dari yang cantik banget, yang pinter, hadeh, bikin alifa minder aja.

"Iyaa juga yaa,saya kan terkenal di sekolah,"ucapnya sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Alifa mengulas senyum tipis, seperti terpaksa.
Fallujah juga terkenal dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggiii banget.

"Nih pake,saya tau kamu bosen." Tawaran headset yang langsung di terima oleh alifa.

Dia tidak menolak karena tidak mau munafik. Toh,sekarang dia benar-benar bosan. Daripada gugup karena duduk berdua sampingan barengan crush.

"Kak, kok lagunya galau?"

"Kenapa,masalah?"

"Bukan gitu,biasanya kan cowok itu lagunya rege atau lagu apa gitu."

"Inikan lagi hujan,lagu yang cocok ya lagu galau."

"Kakak pernah punya kenangan sedih ketika hujan ya?"

"Ngga ada. Cuma,kayanya hujan lebih sepi dan itu terasa menyedihkan."

"Sepi? Setau aku ketika hujan turun itu ramai,gak pernah sepi."

"Kamu gak tau. Hujan di telinga orang lain itu ramai,tapi ditelinga saya hujan itu sepi,hujan menyakitkan dan hujan tidak pernah indah."

"Jadi,kakak gak suka hujan?"tanyanya lagi

"Nggak,saya tidak suka hujan." Ia mengulas senyum kecilnya sambil menatap alifa lembut


Dan ada perbedaan di antara keduanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alifallujah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang