PART 22

4.6K 277 3
                                    

EMPAT BULAN KEMUDIAN
BELLE POV
Usia kehamilanku sekarang tinggal menunggu hari lahiran, kalau tidak meleset menurut hitungan dokter minggu depan hari persalinanku. Aku masih bekerja sampai sekarang entah kenapa, masih saja ada perusahaan yang mempercayakan produk mereka di pasarkan  oleh wanita hamil tua dengan perut hampir meledak ini.
Sekarang aku tinggal di rumah mom menuruti saran dady. Karena dia takut aku harus tinggal di apertmentku yang kebetulan satu gedung dengan bajingan jo itu,

"Mom aku berangkat dulu ya"

"Ya . kalau kau ingin lahiran langsung ke rs aja nggak usar repot-repot kabari rumah karena mom nggak akan sudih melihat anakmu itu"

"Iya mom"

Aku berlalu dari dapur takut terjadi adu mulut dengan mom . Di ruang tamu ku lihat jesy sudah menunggu

"Udah lama nunggu"

"Iya lumayan . Yok lebih cepat lebih baik jadi siangnya kita bisa lihat-lihat pakaian baby di mall"
Aku yakin jesy hanya menghiburku

"Iya kita beli warna pink dan kuning semua ya"

"Yang warna netral aja nanti kalau lahirnya cowok gimana . Lagian kenapa sih pakai mau kejutan segala jenis kelaminnya"

"Enggak aku yakin bayiku nanti mungil cantik dan menggemaskan"

"Awas jangan kecewa lo nanti kalau luar expetasi dokter aja bilang bayimu  besar gimana bisa mungil"

"Aku yakin yok aku nggak sabar lagi lihat wajah cantiknya"

Setelah selesai pemotretan dan mencari pakaian bayi hari sudah mulai gelap. Dalam mobil perjalanan pulang

"Jes kok perutku dari tadi keram terus ya"

"Kita langsung ke rs aja siapa tau kau sudah mau lahiran"

"Kan masih seminggu lagi"

"Mungkin karena nggak sabar lagi pakai perlengkapan pink sama kuning, pilihan momnya  . Jadi lahirnya maju"

"Ah gila kamu. Tapi kenapa aku takut ya jes"

"Kalau takut kenapa nggak mau coba caesar?? Kan kata dokter jasmine susah buat kau lahiran normal.
Untuk ukuran bayi yang besar dengan tubuh mungilmu"

"Aku nggak mau nanti dapet luka bekas operasi susah hilang"

"Ya sudah terserah kamu aja"

Tidak lama kemudian kami sudah sampai di rs  dan aku langsung di periksa dr.jasmine

"Baru bukaan ke empat dok" ucap suster

"Oh masih cukup lama jadi usahakan untuk terus melakukan gerakan-gerakan ringan supaya mudah nambah bukaan"

"Iya dok"jawabku

Saat dokter berlalu tinggal aku dan jesy dan beberapa perawat . Beberapa saat kemudian

"Jes kok sakitnya tambah sering ya??"

"Itu bagus berarti bukaannya terus bertambah" timpal suster

"Aduhh jes aku nggak kuat lagi "

AUTHOR POV
Tidak lama kemudian dr.jasmine masuk ke ruang bersalin. Jesy sekarang menunggu di luar dengan alasan tidak tega melihat belle kesakitan setengah jam kemudian terdengar tangisan bayi. Jesy baru bisa bernapas lega, lalu suster mempersilahkan jesy masuk.

"Gimana dok" tanya jesy

"Bayinya sehat . Persalinan lancar, walaupun tadi agak kesulitan karena bb bayi yang 3.8 kg. Jenis kelaminnya laki-laki wajahnya sangat tampan"

"Apa tampan dok" belle terkejut

"Iya tampan"

"Apa jenis kelaminnya berubah?" Belle masih belum terima

"Enggak memang dari awal saya lihat memang laki-laki waktu masih di kandungan tapi nona belle tidak mau lihat jenis kelaminnya waktu itu"

"Bagaimana belle. bayi imut cantik di predikisimu berubaha menjadi bayi laki-laki dengan bb 3.8 kg" jesy mengejek

"Sekarang langsung kasih asi pertama ya nona" ucap dokter
bayi laki-laki itu di baringkan dengan posisi tengkurap dengan intstingnya mencari puting belle.

"Kok perih ya dok kaya kena silet . Apa iya bayiku sudah tumbuh gigi??"
Dokter tersenyum mendengar pertanyaan belle

"Enggak memang seperti itu untuk pemberian asi anak pertama memang perih apalagi bayi anda terlihat sangat kuat menghisap puting anda.
Tidak ada pertanyaan lain?? "

"Tidak dok terimakasih banyak"

"kalau gitu saya permisi dulu"

Setelah dr.jasmine berlalu

"Belle bayimu sangat tidak mirip denganmu"

"Apa iya?? .Jes tolong angkat sebentar bayiku,aku mau duduk bersender"

Karena merasa terpisah dengan makanannya bayi belle langsung menagis histeris.

"Aduh bayi kamu rakus banget sih bell"

"Aunty jangan bilang rakus dong sadis amat" belle meniru suara anak kecil

"Kamu benar jes nggak ada sedikitpun denganku"

"Itu pasti wajah laki-laki malam itu bell. Coba kau ingat-ingat lagi"

"Yang aku lihat malam itu aku bersama jo"

"Itu sih halumu doank.
Pokonya jangan tegur sapa lagi dengan alkohol kalau nggak mau kajadian seperti ini terulang lagi"

"Iya emang kau pikir aku mau jadi penampungan bibit pria bajingan di club malam"

"Ah aku masih kecewa kok bisa cowok sih" sambung belle lagi

"Jadi siapa namanya???"

"Belum tau nggak ada persiapan nama buat bayi cowok"

Belle pov
Sekarang tinggal aku dan seorang suster dengan anakku yang jauh dari ekpetasiku ini. Ku perhatikan, caranya yang terkesan beringasan dan tidak sabaran menghisap putingku, mengingatkanku dengan pria malam itu. Karena semua perlakuannya terekam jelas di otakku tapi wajahnya aku tidak ingat sama sekali.

"Sus apa nggak apa-apa kalau bayinya minum asinya kebanyakan . Soalnya kalau di lepas dia langsung nangis histeris"

"Tidak nona itu sebenarnya asi nona sudah  tidak keluar lagi . Karena masih di awal jadi belum lancar"

"Tapi kok dia gak mau lepas ya??"

"Dia cuma mainin puting nona belle aja dan gak mau jauh dari nona mungkin"

"Hah mesum sejak lahir anakku ini benar-benar membuatku dongkol. Pasti ini perangai pria malam itu" Batinku

i'm belle (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang