"Woe, kemana aja lu Suminah!" oceh Lisa, teman Rosie ketika gadis itu baru saja memasuki laboratorium Kimia ketika praktikum sedang berlangsung.
"Hehe," Rosie hanya tertawa kecil. "perpus,"
"Lama ya lo di perpus. Taubat nasuhah ye lo, biasanya aja main yang lama," Lisa hanya geleng-geleng.
Rosie hanya tertawa kecil.
Lisa menepuk bahunya, kemudian memasang eskpresi simpati. "Gue turut berduka soal bokap lo, maaf nggak ngelayat minggu lalu,"
Rosie tersenyum hangat. "Makasih banyak, Lis, nggak papa, kok,"
Nyatanya, kematian ayahnya memang tak berpengaruh banyak dalam kehidupan Rosie.
Ya, kecuali masalah indra keenamnya yang tiba-tiba aktif ini.
Laboratorium cukup menenangkan, walau di sudut ruangan ada sesosok anak kecil yang tak berpakaian duduk sembari menunduk.
Ketika anak itu mengangkat kepalanya, ia tersenyum lebar, dan tampaklah wajahnya yang pucat pasi dengan rongga mata kosong tanpa mata yang mengisinya.
Rosie memejamkan matanya sejenak, membatin. "Pasti lo bakal terbiasa, pasti lo bakal terbiasa,"
Entah mengapa, suara lembut Wonpil, cowok yang baru ia temui di danau buatan belakang perpustakaan itu yang muncul di kepalanya, dan tanpa sadar menenangkannya.
"Gue mau daftar Baraswara," ucap Lisa tiba-tiba sembari menuangkan larutan NaCl ke dalam tabung reaksi.
"UKM musik itu?"
Lisa mengangguk. "Gue pengen daftar jadi anggota band nya deh. Posisi keyboardist nya kosong tau."
"Bisa lo main piano?" Rose melirik Lisa sambil menahan tawa.
"Bisa sih, waktu SD gue bisa main pianika lagu Ibu Kita Kartini," ujar Lisa bangga.
○○○○
Seharian ini, pikiran Rosie terganggu oleh berbagai hal.
Fisik yang kelelahan akibat kurang istirahat, mahluk-mahluk halus yang suka muncul tiba-tiba dalam wujud tak berbentuk yang menakutinya setengah mati, dan pikirannya yang tak henti-hentinya memikirkan Kim Wonpil, orang yang menyelamatkannya saat nyaris tercebur ke danau tadi.
Dalam pertemuan mereka yang singkat, Rosie dapat melihat sesuatu yang luar biasa dalam diri cowok itu.
Rosie kagum akan kemampuan Wonpil yang dapat menemukan keindahan dalam segala hal, bahkan hal yang paling menyeramkan sekalipun.
Apalagi di sisi Wonpil, Rosie merasa aman. Entah apa kemampuan cowok itu, tapi Rosie sama sekali tidak melihat satu mahluk halus pun saat mereka bersama.
Ditambah senyumnya yang menenangkan hati, wajahnya yang pucat namun tak menyembunyikan ketampanannya sedikit pun dan sentuhan lembut dari tangannya yang dingin...,
"ANJIR, GILA LU ROSIE, GILAA!" Rosie memukul kepalanya pelan, berusaha mengusir bayang-bayang Wonpil dari pikirannya.
○○○○
Pukul setengah enam sore. Rosie baru saja hendak pulang setelah menyelesaikan seharian kuliah yang melelahkan.
Ketika Rosie melewati gedung perpustakaan, ia menunduk setengah berlari. Dari jendelanya saja, ia dapat melihat mahluk-mahluk dengan wujud mengerikan melambaikan tangan kepadanya.
"Rosie!" namun suara itu menghentikan langkahnya.
Itu Wonpil yang sedang berdiri di belakang perpustakaan melambaikan tangan kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost of You
FanfictionSetelah kepergian ayahnya, Rosie dianugerahi sebuah kemampuan yang membuka portal pengelihatannya dengan dunia lain, dan menuntunnya kepada seseorang beserta bahagia dan duka yang mengiringi mereka.