1

2.3K 244 19
                                    

"Ce," Jae menatap heran tangan Rosie yang mencengkram tangannya kuat saat mereka sedang sarapan.

Rosie tersadar dan buru-buru melepasnya.

"Lo kenapa, Ce?" tanya Jae. "muka lo pucet,"

"Nggak papa, gue kurang tidur semalem," Rosie mengalihkan perhatiannya pada mangkuk nasi gorengnya. Tangannya bergetar.

"Lo sakit? Nggak usah masuk dulu kalo gitu,"

"Nggak kok, gue nggak papa, bang, beneran!" Rosie menegaskan.

"Mau gue anter ke kampus?"

Rosie menggeleng. "Nggak usah, lo jam 7 udah harus kerja kan? Gue naik angkot aja,"

Rosie cepat-cepat menyelesaikan sarapannya, kemudian pamit untuk berangkat ke kampusnya.

○○○

Angin lembut yang masuk melalui sela-sela jendela angkot yang terbuka membelai rambut panjang Rosie, menerbangkan beberapa helainya.

Rosie menghela napas lega. Untuk sejenak, mahluk-mahluk menyeramkan itu raib dari pandangannya.

Sudah tujuh hari sejak kematian ayahnya, dan sudah tujuh hari pula sejak pengelihatan Rosie terberkati oleh pemandangan-pemandangan dimensi lain yang seharusnya tidak ia lihat.

Sudah tujuh hari pula ia hanya tidur dua jam sehari. Bagaimana ia bisa tidur di malam hari, jika ada wanita berambut panjang dengan wajah tak keruan yang duduk sembari menundukkan kepalanya di pinggir tempat tidurnya.

Keluar kamar juga bukan keputusan yang tepat, karena akan ada mahluk-mahluk serupa dengan jumlah yang semakin tak terhitung menyebar di seluruh penjuru ruangan. Menempel di tembok, di langit-langit rumah, bahkan di kolong sofa.

Rosie juga tidak mungkin tidur bersama Jae, terlebih Jae tidak memiliki hubungan darah apapun dengannya. Ibu Jae menikah dengan ayah Rosie disaat usia Rosie masih tujuh tahun. Ibu Jae sudah meninggal tiga tahun yang lalu akibat kanker. Dan kini, hanya Rosie lah keluarga Jae yang tersisa, begitupun Jae bagi Rosie.

Hubungan mereka tidak baik, namun juga tidak buruk.  Mereka hanya tidak dekat.

○○○

Rosie sampai di kampusnya pukul setengah tujuh. Terlalu pagi, bahkan kelas terawalnya dimulai pukul setengah 9 pagi. Ia memutuskan untuk datang ke perpustakaan kampus, mengerjakan beberapa laporan praktikum yang belum selesai.

Baru membuka laptopnya saja Rosie sudah menguap lebar.

"Anjir ngantuk banget," Matanya setengah terpejam, dan detik berikutnya ia telah masuk ke alam mimpi.

Baru lima menit ia tertidur, Rosie dibangunkan oleh sebuah sentuhan dingin di betisnya.

Rosie tersentak, melihat sekeliling, melirik kolong meja.

Hanya dia yang berada di ruangan saat itu.

Bulu kuduknya meremang, Rosie bangkit dari duduknya, merapikan laptopnya, dan berjalan cepat keluar ruangan.

Pemandangan luar ruangan ternyata jauh lebih mengerikan.

Sesosok mahluk berbaju hitam tanpa kepala berjalan tanpa arah di lorong, belum lagi kepala-kepala tanpa badan dengan lidah menjulur keluar dan organ-organ tubuh yang keluar dari leher mereka melayang bebas di langit-langit, beberapa tergeletak sembari beputar-putar di lantai.

Ghost of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang