Sekitar pukul 15.40, aku memutuskan untuk berangkat. Sebelum pergi tak lupa aku berpamitan kepada mama yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.
“Ma, Julian izin pergi dulu ya?”
“Wah, anak Mama ganteng banget. Kenapa rapi amat? Kamu mau kencan? Memangnya sudah punya pacar? Pacarnya kok nggak pernah dikenalin ke Mama?”
“Bukan, Ma. Aku mau ketemuan sama teman.”
“Teman kamu cowok atau cewek?”
“Hmm… cewek, Ma.”
“Ya sudah, sana berangkat. Selamat berkencan ya!”
“Apa sih, Ma. Ini bukan kencan.”
“Ya sudah, sana berangkat nanti teman kamu nungguin.”
“Julian pamit ya!”
“Iya, hati-hati di jalan. Pulangnya jangan terlalu malam ya!”
“Siap, Ma.”
Setelah pamit, aku pun masuk ke mobilku. Tak butuh waktu lama, aku tiba di rumah Jovita. Aku pun segera mengirimi Jovita pesan memberitahu dia bahwa aku sudah tiba di rumahnya.
Jovita Putri
Read 16:00 Jov, aku udh ada di dpn rumah kamu. Kamu sudah siap?
Udh, Julian. Bentar aku keluar. 16:00
Read 16:01 Jangan keluar dulu, aku jemput.
Aku keluar mobil dan mengetuk pintu rumah Jovita.
“Permisi,” panggilku.
Tak lama, seseorang perempuan berusia kurang lebih 35 tahunan keluar membukakan pintu.
“Sore, Den. Pasti temannya Non Jovita ya? Kalau nggak salah, namina Julian nya? (namanya Julian ya?)
“Iya, Bi. Jovitanya sudah siap?”
“Hmm… Tadi sih masih di kamarna. (kamarnya). Sebentar Bibi cek ke kamarna heula. (kamarnya dulu.)”
“Siap, Bi. Saya tunggu.”
Tak lama, Jovita keluar bersama asisten rumah tangganya.
“Kamu sudah siap? Kita berangkat sekarang ya?”
“Sudah, ayo kita berangkat!”
“Bi, kita berdua pamit ya!”
“Iya, Den Julian. Hati-hati! Pulangnya jangan malam-malam.”
“Siap, Bi.”
Aku membukakan pintu mobil untuk Jovita.
“Silakan masuk, Jovita.”
“Makasih, Julian.”
“Sama-sama.”
Setelah Jovita masuk, aku menutup pintu mobil dan kembali ke kursi pengemudi.
“Jovita, seat belt-nya jangan lupa dipakai.”
“Oh, iya.”
“Kamu suka bebek goreng?”
“Suka.”
“Kita makan bebek goreng saja ya? Kebetulan aku tahu restoran bebek goreng yang enak. Pasti kamu suka. Kita ke sana ya?”
“Iya, ke sana saja. Kebetulan bebek goreng makanan favorit aku,” jawabnya sambil tersenyum.
“Oke, kita jalan sekarang.”
Aku melajukan mobilku menuju restoran bebek goreng tersebut. Selama perjalanan, kami berdua mengobrol banyak. Tentu bukan aku yang memulai obrolan, melainkan Jovita. Satu jam kemudian, kami tiba di tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian & Jovita
Teen FictionPertemuan Julian dan Jovita di koridor sekolah menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya. Kehidupan Julian Steve Ananta, seorang yang introvert dan jarang bergaul berubah setelah mengenal cinta. ©2020-2023 WillsonEP Seluruh hak cipta dilindungi unda...