// Jovita’s point of view (POV) start.
Setelah makan puding, kami melanjutkan jalan-jalan berkeliling Kota Bandung. Aku senang sekali Julian mau meluangkan waktunya di hari ulang tahunku. Perlu kalian ketahui, Julian bukan tipe lelaki yang suka diajak pergi. Ia lebih suka menghabiskan waktunya di rumah.
“Julian, aku senang banget deh hari ini. Kamu yakin mau ajak aku jalan-jalan seharian?”
“Tentu, jarang-jarang kita bisa jalan berdua begini. Biasanya aku malas keluar.”
“Iya, juga. Sekarang kita mau ke mana?”
“Terserah kamu, Jovitaku. Kamu mau ke mana?”
“Bagaimana kalau kita makan ice cream?”
“Boleh, ice cream di mana?”
“Namanya Amanda Ice Cream. Lokasinya dekat sekolah. Kamu tahu?”
Julian menggeleng.
“Ya sudah, nanti aku tunjukkan nanti. Sekarang kita jalan ke sekolah dulu aja.”
“Oke deh.”
Tak lama, kami tiba di tujuan. Kebetulan lokasi kami tak begitu jauh dari lokasi Amanda Ice Cream.
“Sampai deh. Kita turun sekarang?”
“Oke.”
Kami berdua turun, kemudian memasuki gerai untuk melakukan pemesanan. Kuminta Julian duluan mencari kursi kosong. Sebelum pergi, Julian sempat menawari masalah pembayaran ice cream yang hendak dipesan, tetapi kali ini aku menolak uangnya. Kali ini biar aku yang membayar. Menurutku, pacaran nggak harus selalu cowok yang membayar, bergantian lebih baik.
Kusegera memesan dua cup chocolate ice cream. Setelah urusan pembayaran selesai, aku segera menyusul Julian yang telah mendapatkan kursi kosong.
“Ini dia ice cream-nya. Kamu harus cobain. Ini enak.”
“Thankyou, Jovita.”
Julian mulai mencicipi ice cream-nya.
“Gimana rasanya? Enak?”
“Enak, Jovita. Kenapa aku baru tahu tempat ini sekarang. Ini tempat baru?”
“Nggak, sudah agak lama. Kalau nggak salah sudah setahun lebih. Aku tahu karena diajak sama Anes dan Kevin.”
“Oh, gitu. Ya sudah, kamu juga makan dong ice cream-nya.”
“Iya, iya.”
Selesai makan ice cream, aku mengajak Julian ke restoran bebek goreng langganan kami. Namun, di tengah perjalanan aku ketiduran. Mungkin karena kelelahan. Begitu aku bangun aku telah berada di kamar. Aku segera meraih ponselku untuk melihat apakah ada pesan dari Julian atau tidak.
Julian Steve Ananta
Today
Selamat istirahat, Jovitaku♥️. Tadi kamu ketiduran di mobil, jadi aku anterin kamu ke rumah. Oh, iya aku juga udah beliin bebek goreng sama nasi uduk buat kamu. Jangan lupa dimakan ya! 16:04
Read 17:58 Makasih, Julianku😘 Nanti aku makan bebek sama nasi uduknya. Maaf ya, tadi aku ketiduran. Padahal aku masih mau jalan-jalan sama kamu.
Ga apa-apa. Pasti kamu kelelahan. Lain waktu ya! 17:58
Aku beranjak dari tempat tidur untuk mencuci muka terlebih dahulu. Setelah itu, aku memutuskan keluar kamar untuk makan malam.
“Eh, Jovita. Kamu sudah bangun rupanya. Ayo, kita makan malam.”
“Iya, Pa.”
Aku bergabung duduk di ruang makan.
“Gimana tadi jalan-jalan sama pacarnya? Pasti senang banget ya?”
“Pasti seneng banget dong.”
“Ya sudah, sekarang kita mulai makan malamnya. Ini ada nasi uduk dan bebek goreng pemberian calon mantu Papa.”
“Ah, Papa bisa saja. Masih lama, Pa.”
Kami pun mulai menyantap nasi uduk dan bebek goreng pemberian Julian.
“Hmm, bebeknya enak beli di mana, Jovita?”
“Itu di restoran bebek goreng yang waktu itu aku ceritain, Pa.”
“Oh, gitu. Kapan-kapan kita makan langsung di sana ya!”
“Boleh, deh. Eh, iya. itu baju couple-nya? Cie, cie, ada tulisannya Julianku. Mama baru sadar kamu pakai baju couple,” goda mama.
“Cie, sudah bikin baju couple juga ya?”
“Iya nih, Pa. Baru saja dikasih. Hadiah ulang tahun katanya.”
“Oh, cie-cie makin mesra nih,” goda papa dan mama.
Selesai makan malam, aku kembali ke kamar. Aku mengambil handuk dan bergegas masuk kamar mandi. Sekitar 15 menit, aku berada di kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat setelah seharian pergi bersama Julian. Aku bahagia sekali hari ini. Julian, terima kasih ya sudah ajak aku jalan-jalan.
Selesai mandi, aku mencoba menghubungi Julian. Namun, nomornya Julian sedang tidak aktif. Mungkin dia belum nge-charge ponselnya. Aku pun memutuskan untuk meninggalkan pesan untuknya.
Julian Steve Ananta
19:20 Julianku, makasih ya udah nemenin aku jalan hari ini. Aku seneng banget hari ini. Selamat tidur, Julianku. Aku tidur ya!
Aku menutup ponselku dan bergegas untuk tidur.
“Selamat tidur, Julianku.”
// Jovita’s point of view (POV) end.
Bersambung...
©2023 WillsonEP
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian & Jovita
Teen FictionPertemuan Julian dan Jovita di koridor sekolah menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya. Kehidupan Julian Steve Ananta, seorang yang introvert dan jarang bergaul berubah setelah mengenal cinta. ©2020-2023 WillsonEP Seluruh hak cipta dilindungi unda...