Hari ini tanggal 25 Agustus 2019. Hari di mana pacarku tersayang, Jovita Putri berulang tahun. Aku berencana mengajaknya berkencan di hari Minggu yang cerah ini. Segera kukirimkan pesan untuk menanyakan apakah dia bisa atau tidak.
Jovita Putri
Today
Read 05:02 Selamat pagi, Jovitaku. Kamu hari ini ke gereja jam berapa?
Pagi, Julianku. Jam 7 pagi. Ada apa? 05:02
Read 05:03 Nanti aku mau ngajak kamu jalan. Kamu ada waktu? Kamu di rumah jam berapa?
Oh, ada kok. Sekitar jam 10 an aku sudah ada di rumah. 05:03
Read 05:04 Oke, deh. Nanti jam 10 an aku jemput kamu. See you ya, Jovitaku.
Oke. See you, Julianku. 05:04
Aku menaruh ponselku, kemudian kuambil handuk dan segera ke kamar mandi untuk bersiap ke gereja. Selesai bersiap, aku bergabung dengan Papa dan Mama untuk sarapan di ruang makan.
“Selamat pagi, Pa, Ma.”
“Pagi, Julian. Ayo, sarapan dulu!”
“Pagi, Sayang. Ini Mama sudah siapkan masakan favorit kamu. Kita makan sekarang ya? Nanti kita telat ibadahnya.”
“Oke, Ma.”
Kami memulai sarapannya.
“Oh, iya Jovita apa kabar? Sudah lama dia nggak ke sini. Hubungan kalian baik-baik saja ‘kan?”
“Kabar Jovita baik, Ma. Hubungan kami juga baik-baik saja. Memang lagi banyak tugas saja, jadi Jovita belum sempat ke sini lagi.”
“Oh, gitu. Syukurlah, hubungan kalian baik-baik saja.”
“Kalau orang tuanya bagaimana? Apa mereka menerima kamu sebagai pacar Jovita?”
“Orang tua Jovita baik kok, Pa, Ma. Malahan mereka sudah menganggap aku sebagai calon menantu mereka.”
“Calon mantu? Serius kamu?”
“Aku serius, Pa. Bahkan aku disuruh panggil mereka papa dan mama juga.”
“Hmm… Papa jadi penasaran sama mereka. Kapan-kapan kamu ajak mereka makan malam bersama di rumah kita.”
“Iya, Julian. Kami juga mau mengenal keluarga Jovita.”
“Oke, deh. Nanti aku sampaikan. Oh iya, Pa, Ma. Nanti aku pulang gereja mau ngajak jalan-jalan Jovita. Dia hari ini ulang tahun. Aku boleh pergi ‘kan, Pa, Ma?”
“Cie, cie. Mau pergi pacaran lagi nih.”
“Ah, Mama mah godain aku mulu.”
“Tentu dong. Kamu ajak dia jalan-jalan. Kalau sempat, ajak juga ke sini. Sekarang kita berangkat ke gereja?”
“Iya, sudah jam segini. Kita berangkat sekarang. Bi, tolong jaga rumah ya! Kami pamit dulu.”
“Baik, Nyonya. Selamat beribadah.”
Kami pun berangkat menuju gereja untuk ibadah pagi pukul 07.00 pagi. Kurang lebih satu jam setengah, kami selesai ibadah. Kami pun kembali berkumpul di parkiran.
“Mau langsung pulang atau makan dulu?”
“Hmm… kalau Mama sih terserah Julian. Bukannya Julian mau ajak jalan-jalan pacarnya. Mungkin mau langsung pulang?”
“Oh, iya jadi gimana Julian? Langsung pulang atau makan dulu nih?”
“Makan dulu saja, Pa, Ma. Lagian masih jam segini. Jovita juga belum pulang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian & Jovita
Teen FictionPertemuan Julian dan Jovita di koridor sekolah menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya. Kehidupan Julian Steve Ananta, seorang yang introvert dan jarang bergaul berubah setelah mengenal cinta. ©2020-2023 WillsonEP Seluruh hak cipta dilindungi unda...