child - 6

4.8K 651 14
                                    

di peluknya haechan dengan erat. napas istrinya semakin terasa putus-putus dengan cepat, kesulitan meraup oksigen karena sibuk menahan suara tangisnya. suaminya itu meremat setelan atasnya dengan kuat. mark mengelus punggung sempit tersebut sambil terus menciumi puncak kepala haechan.

"kita akan temukan dia"

haechan mempererat pelukannya pada mark, bisakah?

"aku janji padamu"

suara tangis haechan semakin tak terdengar. itu menyakitinya. ia sudah membuat haechan sesedih itu.

buah hati mereka, kemana dia?

"mark, mark" dengan cepat haechan melepaskan pelukannya pada mark.

ia menata rambutnya asal, "cepat, kita harus mencari chenle sekarang"

mark meraih wajah kecil suaminya, mengusap air mata yang belum ingin berenti mengalir, meski haechan memaksakan diri untuk tenang. mark menggeleng pelan, berusaha menolak dengan halus.

tidak dengan kondisi haechan seperti ini.

"mark.. mark.. ayo, mark!!" haechan meninggikan suaranya di akhir. terdengar sedih, bingung, marah, kecewa, frustasi, semua perasaan yang menyambangi hati haechan.

"kau tidak.." mark berusaha memasukkan haechan kembali pada pelukannya.

tapi, haechan menepis, "lalu apa yang harus aku lakukan!?"

"polisi melakukannya, mereka yang akan mencarinya, menyisir tempat-tempat. kita akan mencetak brosur pencarian. aku akan menyebarnya. kau tenanglah.." meraih tangan kecil itu yang bergetar.

mata bulat yang masih mengaliri air mata itu menatap mark kecewa, namun tidak menolak saat jemari panjang mark menggengam tangannya. mengusap-usapkan jempolnya, menenangkan.

"bagaimana aku bisa tenang? aku melahirkannya dan aku membuatnya hilang tak terjangkau olehku. bagaimana bisa?" ucap haechan melemah. ia menatap mark, mencari jawaban.

"maafkan aku sungguh, maafkan aku.. percaya padaku, kita akan menemukannya"

pada akhirnya, mark belum bisa menepati janjinya.

tiga bulan berlalu, mark terus menyebar brosur dan meneror polisi agar menemukan chenle, ia selalu pulang tanpa hasil.

masakan yang haechan olah terasa hambar, ia tak pernah banyak bicara dan mengumbar senyum lagi.

tiga bulan dan haechan pikir setelah dua puluh enam hari merenung, akhirnya Ia mengatakan pilihan finalnya tersebut.

malam itu haechan memeluk mark dengan erat. siapa bilang haechan tak mencintai suaminya tersebut. mark terlampau sempurna untuknya.

tapi haechan pikir, setelah menghilangnya chenle, berpisah dari mark adalah pilihan yang tepat.

"mark, bisakah kita berpisah saja?"

"mark, bisakah kita berpisah saja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang