bukannya mark berpasrah diri begitu melihat chenle yang berada dalam pelukan haechan dan dirinya hanya ikut serta menangis memeluk mantan suaminya. dan bukannya segera membawa tubuh itu ke rumah sakit, memeriksakannya, lalu meminta para pekerja kesehatan untuk memasang beragam alat agar detak jantung anaknya kembali berdetak. bukannya karena mark pasrah dan merelakan chenle begitu saja.
tapi, bahkan sejak ia sempat terdiam di ujung tangga teratas yang langsung menghadap pintunya, mark bahkan sudah bisa mencium bau lilin dan balsam dari situ. chenle tidak meninggal beberapa menit lalu atau kemarin. anaknya itu sudah meninggal lama. namun, entah sosok apa atau siapa yang teganya mengawetkan anaknya yang malang tersebut. bahkan saat ia memeluk haechan, dapat ia rasakan betapa kakunya tubuh tersebut.
memikirkan hal tersebut, mark tak dapat tak mengeluarkan air matanya. lalu, apa yang ia lakukan selama ini? mencari-cari sosok yang sudah tak bernyawa? membuat kapal bahteranya bersama haechan kandas begitu saja. otaknya buntu, tak bisa memikirkan sosok di balik penculikan yang berujung pada kematian chenle . apa Ia melakukan kesalahan yang fatal hingga chenle, anaknya yang ceria dan polos, yang harus menanggung dosanya?
mark tak habis pikir.
di eratkannya pelukannya pada tubuh haechan yang kian ringkih saat dirasanya tubuh itu melemah. mantan suaminya itu pingsan. baik, mungkin ini batasnya..
mark menyerah..
mark membawa keduanya, haechan dan chenle, ke rumah sakit.
benar dugaan mark. chenle sudah meninggal 7 bulan lamanya. ia tak meminta dokter untuk mengotopsi tubuh tak bersalah anaknya untuk mengetahui alasan kematian chenle. mark sudah cukup sadar diri, tak ingin merusak tubuh anaknya hanya untuk keegoisannya sendiri. chenle kembalipun ia syukuri sejauh ini, walau yang kembali hanya tubuhnya. tubuh chenle di simpan dalam lemari dan akan segera di makamkan begitu haechan sadar.
selesai mengurus administrasi, mark segera menyusul orang tuanya ke ruang inap haechan. ayahnya tampak bersandar pada dinding sambil memijat pangkal hidungnya. sedang ibunya berusaha menyuapi haechan yang sudah sadar dari tadi untuk makan. namun, apa yang mark lihat saat ini bukanlah sosok haechan. pria manis itu terlihat seperti mayat hidup. membisu, matanya menerawang dan hanya berdiam diri tak memperdulikan sekitar.
mark mendekat, memberikan senyuman seakan meminta orang tuanya untuk pulang saja dulu selama ia akan mengurus haechan. mark mendudukan dirinya di sisi kasur, meraih tangan haechan dan mengelusnya. haechan menoleh, menatap mata mark dengan tatapan takut dan bergetar.
"mark.. tolong bangunkan aku. aku sudah lelah bermimpi buruk sepanjang ini"
dan yang dapat katakan hanya, "maafkan aku"
mereka berpelukan, tapi, tak satupun dari mereka yang menangis. seakan, baiklah, kami menyerah.
sorenya, pemakaman berlangsung, tenang dan cepat. tak banyak yang hadir, karena memang tak ada yang menyebarkan berita ini. kini yang tersisa menghadap pada chenle hanya sepasang orang tua yang dulunya pasangan hidup tersebut, pasangan orang tua yang kehilangan anaknya.
tak ada suara di antara mereka. pun air mata. mereka hanya, terdiam..
keterdiaman tersebut lenyap saat haechan memutuskan untuk berdiri. di susul dengan mark yang langsung meraih tangan haechan, berpegangan ringan. mark meraih tubuh haechan yang mendadak lunglai yang ternyata pingsang lagi tersebut. di bawanya kembali ke ruang inapnya tadi di rumah sakit.
wajah haechan sangat pucat dan mark mulai khawatir. ia memanggil dokter yang langsung mengecek nadi mantan suaminya. dan itu kabar buruk. haechan harus segera di operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfiction[ fin - sweet child in time, you'll see the line ] - haechan pikir setelah menghilangnya chenle berpisah dari mark adalah pilihan yang tepat - dari film dengan judul the child in time bxb | mpreg | angst | charadeath - 14/03/20 #3 markdong 24/04/2...