child - 21

2.8K 386 22
                                    

"taksi untuk haechan?"

seseorang mengetuk pintu rumah haechan saat Ia sedang mempersiapkan diri. dan benar dugaannya. taksi itu sudah datang menjemput.

"benar" senyumnya berbinar lebar. "ya. tunggu sebentar"

"baik, tak perlu buru-buru. aku juga datang terlalu cepat"

haechan hanya membalas dengan senyuman, lalu segera bersiap. taksi itu, mark yang memesankannya. ia akan kembali ke kota. mark mengajak berkencan. mereka akan menghabiskan waktu berdua. atau bagaimana menyebutnya untuk sepasang insan yang masih saling mencintai namun memilih untuk berpisah dan berniat agar hubungan mereka menjadi baik-baik saja.

mark mengajak haechan ke atlantic sea park. merindukan chenle yang sangat menyukai ikan koi, namun suara tawa yang menyerupai lumba-lumba itu. dalam diam mereka menatap ikan-ikan kecil yang berenang membubar saat hiu melewati mereka.

"selama lima menit lebih, aku pikir aku menemukannya," ucap mark memecah keheningan. "setidaknya lima menit perasaan gembira," menjeda dengan mengambil napas, "aku pikir, aku berhasil..

.. lalu, aku memikirkanmu dan ingin memberitahumu" melirik haechan yang matanya bergetar, namun terpaku pada ikan entah yang mana. mark menghembuskan napas panjang saat melihat jemari haechan yang meremat ujung jaketnya.

"untung aku tidak ditangkap" melanjutkan, memilih abai.

"aku rasa dia yang mungkin harus menemukan kita"

mark menoleh saat haechan membuka suara. didapatinya mata haechan yang menatap lurus pada matanya.

"aku tak bisa menyerah"

"bukan berarti berhenti berharap..

.. seberapa yakin menurutmu dia masih hidup" terdengar suaranya yang putus asa.

"aku tahu, karena jika tidak, aku bisa merasakannya" diraihnya tangan mantan suaminya tersebut yang masih sibuk meremat ujung jaketnya. di genggamnya, berusaha meyakinnya.

mata mereka saling bertaut, haechan mengangguk, "ya. aku juga" menarik tangannya dari mark.

"aku tahu dia di luar sana. tapi aku tak tahu dimana atau kemana harus mencari. sulit menerima bahwa kita tak ada harapan, tapi itu benar" haechan menarik napas perlahan saat di rasanya ujung hidungnya mulai tersumbat. ia menahan air matanya keluar.

"yang bisa kita lakukan adalah berada disini, bersiap. dan tetap sehat"

saling lirik. lalu, membuang muka.

"bagaimana dengan berkunjung ke rumah?" tawar mark.

tawaran bagus, mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tawaran bagus, mark. gimana kalau anu?

hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang