dua orang kakak beradik yang sedang duduk di tanah sambil mencuri-curi lihat dengan teropong murah di masing-masing tangan mereka tampak sesekali tertawa cecekikan. lalu, berbisik sambil memuji betapa hebatnya permainan piano anak yang mereka curi-curi lihat.
mereka bukan mengintip. tapi, hanya orang yang memiliki tiket yang bisa mendapatkan kursi dan menikmati penampilan dari sosok yang duduk di kursi yang menghadap pada piano berwarna putih itu.
tepukan tangan bergemuruh dan anak itu menuruni panggung kecil itu setelah membungkuk pada penonton.
mark dan jeno kecil berkejaran untuk menyusul anak itu yang pergi meninggalkan kota mereka menggunakan kereta kuda. namun, saat kereta kuda tersebut berhenti di depan stasiun, mereka tak kunjung mendekat untuk menyapa anak itu. sampai kereta membawanya berangkat dan dua kakak beradik itu hanya mendengus kecewa di pintu stasiun.
mereka Ingin mendengar alunan piano itu lagi. atau lebih tepatnya, juga ingin melihat anak manis itu lagi.
dua orang kakak beradik yang sudah besar itu duduk di rumah baru sang adik. jeno memilih tinggal sendiri di perkotaan di kota yang berbeda dengan orang tuanya setelah Ia mendapat pekerjaan dan berhasil menebitkan berita pertamanya sebagai seorang wartawan. sang kakak yang masih bertahan menjadi penulis cerpen kecil-kecilan di sebuah koran yang akhir-akhir ini laku di pasaran di kotanya memilih untuk masih bertahan tinggal bersama orang tuanya.
hari ini mereka akan menonton sebuah pertunjukan musik. dan mereka sudah memiliki tiket. kali ini mereka akan kembali melihat anak manis yang saat itu dengan duduk di kursi dan posisi paling depan. mark dan jeno besar senangnya bukan main.
pertunjukan musik itu tak hanya menampilkan penampilan piano yang di bawakan anak manis itu, di sana juga menampilkan permainan musik lainnya. tapi, begitu alunan piano berakhir dan si anak manis keluar dari panggung, kedua kakak beradik itu ikut keluar. berharap bisa sekedar menyapa.
mereka harus kembali mendengus kecewa, karena masih belum memiliki keberanian untuk menyapa meskipun tadi sempat melihatnya tersenyum pada mereka sebelum ia memasuki mobil yang akan membawanya kembali pergi meninggalkan kakak beradik itu.
mark berhasil mengirimkan novel pertamanya ke sebuah percetakan dan tinggal menunggu waktu hingga buku itu di sebarkan di pasaran. ia memutuskan untuk ikut hidup mandiri dan memiliki sebuah apartemen sederhana di kota. sedang jeno semakin jarang pulang karena sibuk mengejar berita sebagai seorang wartawan.
seseorang mengetuk pintu rumah jeno dengan brutal. jeno yang sedang jengkel karena baru saja gagal mendapatkan kesempatan mewawancarai seorang pianist membukakan pintu dengan malas.
mark yang baru di bukakan pintu oleh adiknya langsung menghambur memeluk adiknya dengan erat. lalu, memukul-mukul punggung jeno dengan senang, hingga jeno berhasil mendorongnya.
"kau harus mengetahui ini," ucapnya setengah berteriak karena terlalu senang dan bersemangat.
"cepat katakan" sedang yang di ajak bicara membalas dengan asal-asalan.
"aku baru saja melamar seseorang dan ia langsung menerimanya. kau akan terkejut begitu mengetahui orang itu" dengan tergesa-gesa mark mengeluarkan handphonenya dari tas selempang dan menekan-nekan layar tersebut. memamerkan potonya bersama sosok lain sambil memamerkan cincin di jarinya. mark tampak tersenyum bodoh di sana. tapi, bukan itu fokus jeno.
"lihat!!" dan benar saja. jeno terkejut begitu mengenali sosok itu.
jadi ini alasan pianist itu membatalkan perjanjiannya untuk di wawancarai? padahal jenopun memiliki niat terselubung selain sekedar wawancara untuk berita.
tapi, sejak kapan mark dekat dengan haechan, si anak manis juga seorang pianist itu? oh, bahkan ia sudah tertinggal jauh bukan?
jeno sudah kalah, baiklah.
masih ada cara lain.
lalu, ia tersenyum lebar yang tak menyentuh matanya. itu bukan senyuman tulus. itu senyuman dengan akal licik di dalamnya.
—The end—
coba komen hikmah yang dapat di ambil dari book ini, biar keliatan ada manfaatnya, wkwk
yg pasti sikap mark di akhir cerita hidupnya di kisah fiksi ini gaboleh di contoh
bolehlah kasih krisarnya bwt book ini, hihihi, aku maksa.. klo bisa komen yg pedas. biar aku bisa memperbaiki, kkkk
selamat tidur
lion cub and baby pudu
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfiction[ fin - sweet child in time, you'll see the line ] - haechan pikir setelah menghilangnya chenle berpisah dari mark adalah pilihan yang tepat - dari film dengan judul the child in time bxb | mpreg | angst | charadeath - 14/03/20 #3 markdong 24/04/2...