jeno - bc 1

3.8K 296 36
                                    

aku kira kakakku sudah mengetahuinya.

aku kira kakakku sudah mengetahuinya. karena itu ia selalu memukulku gemas setiap kali aku tersipu setiap kami menonton pertujukannya.

aku kira kakakku sudah mengetahuinya.
karena itu ia selalu mendorongku agar melangkah lebih dulu setiap kami Ingin menyapanya setiap setelah pertunjukan berakhir dan berlari mengejarnya sebelum pianis manis itu pulang.

aku kira kakakku sudah mengetahuinya.
karena itu ia selalu membantuku memilihkan barang yang sekiranya lucu untuk bisa kuberikan pada seseorang yang sudah mencuri hatiku itu.

aku kira kakakku sudah mengetahuinya.
memang kukira begitu. namun nyatanya tidak.

kukatakan tidak karena hari itu kakakku datang dengan senyum lebar terkembang di wajahnya sambil memamerkan sebuah potret seseorang dari handphonenya sambil memamerkan cincinnya yang bahkan aku sendiri tak tau kapan kakakku ini membelinya.

aku sendiri dan membiarkan kakakku memikirkan kenapa aku tiba-tiba menghilang dan menjauhi dirinya juga keluarga dengan niat menyadarkannya bahwa sejak sangat awal kami menonton pertujukan musik hari itu, aku sudah sangat terpesona dengan anak manis itu.

nyatanya tidak.

bahkan ia sudah terlelap dengan mimpi indahnya bersama istrinya dan buah hati mereka yang tak kalah manisnya dengan si pianis.

ah, tidak. mari panggil dia dengan namanya yang indah itu sekarang. haechan.

aku dan mark selalu mendapat sesuatu yang sama sejak dahulu. sejak kami lahir bersama.

aku telah hancur. maka begitupun dengan mark.

dia akan hancur karena dirinya sendiri, dengan perlahan.

pertama dengan hilangnya buah hati yang begitu mereka sayangi. betapa bahagianya hatiku saat melihat haechan menangis dan membuat mark menyalahkan dirinya.

dan anak itu, si chenle, anak manis yang ceria setiap aku membantunya membaca setiap koran dan majalah di tempat kediamanku. chenle berada sangat aman di sekitarku. tak ada niatanku untuk menyakitinya. dengan melihatnya, membuatku membayangkan bahwa itu memang anak haechan bersamaku.

chenle mulai bertanya kenapa orang tuanya tak pernah menjemputnya. aku tak pernah memberinya jawaban, aku hanya kembali mengajaknya melakukan hal-hal menyenangkan yang selalu berhasil mengalihkan perhatiannya. hidup bersama chenle saja sudah membuatku bahagia setengah mati, apalagi sambil membayangkan sosok haechan yang ada di tengah-tengah kami.

perasaanku meletup-letup bahagia begitu mendengar kabar perceraian mark dengan haechan. aku segera menyusul haechan yang pergi ke rumah orang tuanya yang berada di desa.

ia sangat manis saat menyapaku dan menerimaku sebagai tamunya hari itu. dan hatiku hancur seketika saat haechan mengatakan 'tidak' saat aku bertanya apakah dirinya mengingatku. dirinya bahkan mengatakan tidak mengenalku.

hari itu juga di rumah aku meracik racun untuk mengakhiri hidupku yang sialnya justru di minum oleh chenle yang tak sengaja memakan cabai dan mengambil asal minuman dengan racun tersebut.

aku tak membunuhnya.

anak itu mati dengan sendirinya.

dengan panik dan satu-satunya ide yang terpikir saat itu. aku mengawetkan jasad chenle.

kembali menjalani hari-hari seperti apa yang sebelumnya terjadi. berusaha abai dengan setiap kabar yang memberitakan tentang mark maupun haechan.

sampai aku mendengar kabar bahwa mereka kembali hidup serumah dan haechan telah mengandung. amarahku kembali membara. bukan kisah seperti ini yang kuharapkan. mark tak boleh kembali bangkit di saat diriku hancur.

aku hancur. maka, mark pun begitu. hanya seperti itu aturan mainnya.

jadi kuantarkan jasad chenle saat haechan hanya berada sendirian di rumah dan kembali lagi kerumah itu saat mark berada di akhir kehidupannya.

kakak yang malang.

kutatap tubuhnya yang terendam air dan kupamerkan senyuman kebahagiaan saat dirinya menyadari keberadaanku.

matanya sangat lucu. ia membelalak begitu langsung menyadari bahwa akulah, adiknya sendiri, yang berada di balik ini semua.

dan begitu nyawa mark sudah pulang.

kumembawa langkahku meninggalkan apartemen yang sangat tenang itu sambil tersenyum semakin lebar karena tak ada sesiapapun yang menyadari keberadaanku.

semua berakhir sesuai rencanaku.

semua berakhir sesuai rencanaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang