pintu itu tertutup perlahan. sebisa mungkin mark bergerak tanpa ingin menghasilkan suara. takut mengganggu haechan. di dekatinya kasur itu dan di dudukkannya dirinya di kursi tempat Ia duduk sebelumnya.
tadi, saat haechan sudah kembali tertidur dan mereka masih berada dalam posisi pelukan, seorang perawat masuk dan mengajak mark untuk menemui dokter. di lepasnya dengan perlahan pelukan tersebut, ditatanya selimut yang menutupi tubuh haechan. di ciumnya pelipis mantan istrinya sekilas. dan pergi menyusul si perawat.
dipandanginya lamat-lamat wajah tenang pucat milik haechan. ia tersenyum, yang terkesan kecut. mark bingung, bagaimana ia harus menghadapi ini? ada perasaan senang juga sedih saat dokter mendiagnosis apa yang terjadi pada haechan. sebenarnya, mark sangat senang. tapi, yang Ia khawatirkan justru respon yang akan haechan berikan. ia takut haechan akan menangis lagi, lalu kalut dengan isi pikirannya sendiri. mark tidak ingin kondisi kandungan haechan dalam kondisi bahaya karena perasaan stress yang haechan alami.
haechan hamil, itulah faktanya.
sudah berusia 12 minggu, itu artinya saat pertama kali mereka melakukan sex lagi, saat itulah pembuahan itu terjadi dan sukses. sungguh mark senang bukan main. tapi, bagaimana dengan haechan-nya? apakah akan sesenang dirinya? mark harap kekhawatirannya hanya sekedar sebuah kekhawatiran.
"hiks.."
tersadar dari lamunannya saat mendengar isakan dari haechan. di genggamnya jemari yang saling meremat resah itu. di kecupnya mata haechan yang mulai mengeluarkan air mata.
"ssttt, tenanglah. apa yang mengganggumu?"
"hiks.. mark.." haechan menghambur pada pelukan mark. matanya masih terpejam. entah hanya mengigau atau enggan membuka mata.
"iya, haechan, aku di sini" mengusap punggung bergetar tersebut (lagi-lagi) karena menangis.
di buangnya napas panjang, mark berpikir sejenak. ia harus mengatakannya.
"mark, apa hal buruk terjadi?," ucap haechan di sela isakannya, "kenapa kau mencengkram punggungku tadi?"
"oh!! benarkah!? maafkan aku haechan, aku pasti sedang hilang akal tadi" mark mempererat pelukannya. pasti Ia melakukannya tanpa sadar tadi. karena terlalu berkecamuk dengan pikirannya, mark justru mencengkram pinggang haechan terlalu kuat. apa mark juga merasa terbebani dengan kehamilan haechan. oh, astaga, mark melakukan dosa besar jika itu benar. mark memejamkan matanya.
"katakanlah, mark. sesuatu terjadi?"
"haechan,.." mengambil jeda, "dengarkan aku. ini.. i-ini seharusnya menjadi kabar membahagiakan untuk kita" mark berusaha menepis setiap pikiran negatif yang bermunculan di kepalanya.
"kau hamil haechan.. dan itu memasuki bulan ketiga.."
dapat mark rasakan pakaian bagian dadanya membasah. menangis lagi, mark hampir mual dengan air mata. apa semua emosi hanya tentang air mata. ingin rasanya mark menguras air yang ada dalam diri haechan agar tak bisa mengeluarkan air mata lagi. mark lelah.
lalu, apa yang terjadi selanjutnya membuat mark menyesali pemikiran di otaknya sendiri.
haechan memukul-mukul perutnya sendiri dengan kencang, berkali-kali. mark hampir tak bisa menghentikannya. entah mendapat dari mana kekuatan yang haechan miliki sekarang. air matanya tak lagi keluar, namun, suara tangisnya meraung penuh kepedihan.
"aku tak menginginkan anak ini. mati saja! mati saja!! LEBIH BAIK MATI SAJA. hiks.."
one two seven squad eyeyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfic[ fin - sweet child in time, you'll see the line ] - haechan pikir setelah menghilangnya chenle berpisah dari mark adalah pilihan yang tepat - dari film dengan judul the child in time bxb | mpreg | angst | charadeath - 14/03/20 #3 markdong 24/04/2...