terdiam menatap plafon kamar. pikiran mereka masing-masing melanglang buana entah kemana. setelah kegiatan panas yang mereka lakukan kecanggungan tiba-tiba menghampiri keduanya.
memberi jarak dan menempatkan diri di ujung kasur. mark melipat tangannya memumpu kepalanya, sehingga ketiaknya terekspose secara bebas. sedang haechan membelakangi mark. tubuh telanjang mereka hanya tertutupi selimut yang sedikit basah.
tidak ingin berlarut dalam kecanggungan mark memutar tubuhnya mengikuti gaya haechan. di ciumnya bahu mulus yang sedikit terekspose tersebut dan haechan tak ada niatan membalasnya.
"aku hampir tujuh jam di sini dan kau belum menawarkanku secangkir kopi"
haechan hanya membalas dengan tawanya, membuat mark yang bersandar pada bahu tersebut ikut bergetar.
"sial," ucap mark tiba-tiba.
haechan menoleh sedikit. terkejut kenapa kosa kata tersebut yang keluar dari mantan suaminya. "apa?"
"aku ingin buang air tapi tak ingin beranjak"
"cih"
"boleh di lubangmu saja?"
awalnya haechan berniat berbalik untuk memarahi mark, tapi Ia justru tak sengaja menyentuh pusaka mark dengan bokongnya karena dekatnya posisi mereka.
"akh" dan sesuatu itu tampaknya ikut bereaksi. "kau akan tanggung jawabkan?"
"maaf, tuan mark, tapi tidak. wc ada di luar, silahkan"
dan mark harus mengakhirinya seorang diri di toilet rumah mantan suaminya itu.
haechan memejamkan matanya Ingin tidur sebentar sambil menunggu mark kembali, pasti akan lama. yang tadi saja mereka melakukannya hampir 7 jam. pagi hampir menyingsing, ada baiknya haechan istirahat sebentar.
lalu, seorang anak berjaket kuning menyentuh tangannya sambil menggoyangnya.
"muma? kapan kita pergi ke toko?"
merasa dirinya terpanggil haechan membuka matanya. napasnya memburu.
chenle?
hanya mimpi? tapi kenapa singkat sekali. jika mimpi kenapa tidak panjang sampai mereka benar-benar pergi ke toko dulu?
masih dengan posisi yang sama haechan mulai terisak, menahan tangisnya. ia meraba tubuhnya. ini tidak benar. tidak seharusnya ia menerima mark, meskipun masih sangat mencintai pria tersebut.
"haechan? ada apa?," tanya mark sekembalinya dari wc. dengan cepat Ia menyadari perubahan suasana hati seorang haechan.
Kenapa mantan suaminya tiba-tiba menangis.
"mark.."
"uhm?" mark merangkum wajah bulat tersebut. ia berjongkok di sisi ranjang agar berhadapan dengan haechan.
"kau ingin bicara apa?"
ah, mark baru sadar. ia meminta izin pada haechan agar bertemu dan membicarakan hal penting.
"jika sudah beres bisakah kau pergi saja?" haechan mengatakan itu semua sambil memejamkan matanya.
"apa yang terjadi?"
"bisakah kau biarakan aku tenang saja, mark??" haechan sedikit meringis.
"maukah kau terbuka dan membicarakannya baik-baik?" mark sudah berusaha sangat lembut.
baiklah, haechan mengalah. iapun mengangguk.
mereka memang harus membicarakannya baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
hikesun
Fanfiction[ fin - sweet child in time, you'll see the line ] - haechan pikir setelah menghilangnya chenle berpisah dari mark adalah pilihan yang tepat - dari film dengan judul the child in time bxb | mpreg | angst | charadeath - 14/03/20 #3 markdong 24/04/2...