#4

181 64 6
                                    

Nara keluar dari kamar mandi setelah ia membersihkan badan nya. Ia menautkan kedua alis nya saat di kamar Gisya sudah tidak ada siapa siapa selain diri nya.

Nara memberanikan diri mengintip keluar kamar. Terlihat Gisya dan bunda nya yang sedang menyiap kan makanan untuk makan malam. Dengan langkah pelan Nara menemui mereka di dapur.

"Kak."

Gisya menoleh mendapat kan Nara yang telah mengenakan baju tidur. Gisya terkekeh, baju tidur motif dinosaurus? Fikir nya.

"Ra. Bantuin kupasin apel nih." ucap Gisya seraya memberi pisau kepada Nara. Nara mengambil nya.

"Nda, mending telfon si Kafka. Daripada nanti dia telat pulang terus di omelin ayah."

Amira mencari keberadaan ponsel dan setelah itu ia menelfon putra bungsu nya.

Assalamualaikum nda.

Waalaikumsalam
Pulang sekarang, nak

Iya nda.

Lagi dimana?

Rumah temen.

Pulang sekarang

Iya. Solat dulu.

Yaudah

Tut Tut Tut

Amira menaruh kembali ponsel di meja. Lalu kembali masak untuk makan malam hari ini.

"Dimana dia nda?" Tanya Gisya seraya mencuci buah yang telah di kupas kulit nya.

"Di rumah temen katanya."

Nara hanya diam mendengarkan anak dan ibu berbicara di hadapan nya.

"Assalamualaikum nda." ucap suara laki laki yang masuk ke dalam rumah ini.

Amira dan Gisya Salim kepada laki laki tersebut yang Nara yakini adalah ayah dari Gisya. Tak lupa Nara pun ikut salim.

"Temen kamu sya?"

"Iya yah."

Agra Pradipta, papah Gisya hanya mengangguk dan tersenyum simpul. Lalu berjalan beriringan bersama Amira kedalam kamar.

Jam menunjukkan pukul 18:32

Keluarga Pradipta tengah berkumpul di ruang makan. Awalnya Nara menolak secara halus tawaran makan malam di keluarga ini, tapi Amira memaksa nya.

Revan tidak ada disini, ia sedang ke Jerman karena dapet kabar mamah nya sakit.

Nara mengambil nasi yang bisa dibilang terlalu sedikit, ia malu karena pesan mamah nya jangan pernah merepotkan keluarga ini.

"Lagi dong nasi nya. Bunda kan udah masak banyak, buat kamu juga." ucap Amira seraya mendekat kan tempat nasi untuk Nara.

"Iya tan. Segini aja udah cukup." ucap nya dengan malu.

"Dimana Kafka?" Tanya Agra dengan memicing.

"Telat pulang lagi dia?" Tanya nya sekali lagi.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang