#5

158 66 10
                                    

Nara memejamkan matanya. Sesekali ia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul.

23:44

Nara tidak bisa tidur sampai saat ini, ia menutup wajah nya dengan bantal. Tetapi hasil nya nihil, ia tetap tidak bisa tidur. Nara menghela nafas kasar, ia kesal karena mata nya yang sudah berat.

Nara mengubah posisi menjadi duduk, melihat ponsel yang isinya adalah pesan dari mamah nya yang menanyakan bagaimana keadaan nya. Nara membalas, kemudian ia menaruh kembali ponsel nya diatas nakas.

Nara berjalan pelan untuk keluar dari kamar untuk mencari ketenangan. Walaupun hati nya sangat cemas karena takut ada hantu dan semacam nya.

Dengan sangat hati hati Nara membuka pintu kamar Gisya. Ia menggigit bibir bawah nya saat melihat semua ruangan telah gelap.

Nara menutup pintu dengan perlahan lalu berjalan menuju taman yang berada di belakang dapur.

Terdapat bangku panjang yang memang di sediakan di taman kecil ini, Nara menggosok kan kedua telapak tangan nya, udara disini sangat dingin dan ia lupa memakai sweater.

"Ngapain lo disini?"

Nara terpaku ditempat. Ia menoleh terdapat Gatra yang setia dengan kedua tangan yang menyilang diatas dada.

"Gabisa tidur."

"Terus kalo lo kesini jadi bisa?"

Nara enggan untuk menjawab pertanyaan Gatra. Setelah 5 menit tidak ada jawaban, Gatra masuk ke dalam kembali.

Nara masuk kedalam ketika ia sudah tidak nyaman berada di taman belakang.

Nara berjalan melewati ruang keluarga, ia melihat Gatra sedang menonton acara tv yang ia yakini adalah pertandingan bola.

Nara memberanikan diri untuk duduk di sebelah Gatra. Gatra yang merasa ada seseorang di sebelah nya pun hanya menghela nafas kasar.

"Suka sama bola?"

"Hm."

"Terus suka apa lagi?"

Suka sama kamu -batin Nara.

"Kepo."

Nara memanyunkan bibir nya kesal. Laki laki di sebelah nya ini tidak bisa untuk diajak bicara lebih lama.

Nara pun beranjak untuk kembali ke kamar Gisya.

"Mau kemana?"

Langkah Nara terhenti.

"Kepo." Ucap Nara.

"Sini aja."

--°--°--°--

Gisya berdecak kesal saat adik nya belum juga keluar kamar. Ia dan Nara berada di ruang makan, menunggu Gatra yang saat ini belum juga datang untuk sarapan pagi.

Dengar cerita dari Nara, semalam Nara dan Gatra ketiduran di sofa berdua. Untung saja ayah dan bunda tidak mengetahui nya, Nara tidak tau apa yang terjadi setelah Nara tidur di sebelah Gatra. Yang Nara ketahui hanyalah dirinya sudah berada di dalam kamar Gisya esok pagi. Gisya sempat tidak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh Nara. Tapi tidak ada kebohongan di mata Nara.

Laki laki yang membuat Gisya naik pitam di pagi hari ini menarik kursi sebelah nya.

"Kesiangan kan lo?!" Cecar Gisya saat melihat Gatra dengan rambut basah khas orang baru selesai mandi.

"Ya."

Gisya menghela nafas kasar.

"Sebagai hukuman nya, lo harus nganterin Nara ke sekolah."

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang