Nara menuruni anak tangga dengan teburu buru karena ponsel nya tertinggal di ruang tamu dan kini ada yang menelfon nya.
Kak Gisya calling's
Nara menerima panggilan tersebut.
Halo
Ra hari ini jadi les ga?
Ohh iya! Gue otw setengah jam lagi ya kak. Maaf gue barusan abis bantuin mamah.
Oke haha santai aja Ra
Sip
Tut Tut Tut
Sambungan telfon di matikan sepihak oleh Gisya. Nara kembali masuk ke dalam kamar nya dan bersiap.
Hari ini adalah hari Kamis, biasanya Nara les piano di hari Selasa, Kamis, dan Minggu itupun kalau kedua nya tidak ada halangan.
Nara pulang sekolah jam 13:30. Jadi ia masih ada waktu untuk les piano sepulang sekolah.
Dan kini sudah jam 14:30.
Nara pamitan dengan mamah nya, dan ia pun keluar rumah. Berjalan menuju halte depan komplek untuk menunggu bus Transjakarta atau taksi yang lewat.
Setiap hari jalanan selalu ramai di tambah pedagang kaki lima yang mendominasi. Nara mengembung kan pipi nya. Hujan mulai turun, tapi sampai saat ini tidak ada bus yang lewat.
Nara berdiri ketika ada cowok yang melajukan motornya diatas rata rata. Sampai akhirnya, Nara terkena cipratan air yang mengenai kaki nya.
"Sori."
Ucap laki laki itu yang menoleh ke arah Nara lalu melajukan motor nya kembali, tak sempat Nara meneriaki, laki laki tersebut keburu melesat jauh.
Ia memakai helm full face dan jaket hitam yang terbalut di tubuh nya.
Dia lagi, awas ya lo! - batin Nara kesal.
--°--°--°--
Nara sudah hafal dengan jalanan rumah ini, hampir seminggu 3 kali bahkan lebih ia sering kesini, menemui Gisya tidak hanya belajar piano. Melainkan curhat bareng dan semacam nya, Gisya sangat dekat dengan Nara. Walaupun usia mereka terpaut satu tahun tapi Gisya tidak pernah sok menua kan dirinya jika sedang berbicara dengan Nara.
Gisya adalah gadis satu satu nya di keluarga Pradipta. Ia terkenal dengan bermain piano, tak jarang channel tv mengundang nya untuk acara acara tertentu. Tujuan utama Nara belajar piano dengan Gisya adalah Nara ingin sekali mengikuti jejak sang mamah yang mahir bermain piano. Tapi mamah nya jarang ada di rumah karena tuntutan kerjaan, jadi Nara harus belajar dengan orang lain agar bisa bermain piano.
Nara membuka gerbang hitam tersebut lalu mengunci nya kembali. Ia melangkah masuk melewati pintu utama. Berjalan pelan masuk kedalam, langkah Nara terhenti saat mendengar ada keributan di dalam sana.
"Lagi? Ga ada bosen bosen nya kamu masuk ruang BK!" Suara bariton yang membuat Nara menelan saliva nya.
Nara masih terdiam, ragu untuk melangkah maju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nara
Teen Fiction"Makasih udah bikin gue terjebak sama pesona lo!" Teriak Nara. -------------------------------------------------- follow author yaa ✓