Jam menunjukkan pukul 13:00. Gatra melajukan motor nya dengan kecepatan sedang.
Jalanan kota Jakarta kini tidak terlalu padat, mengingat kini memasuki jam kantor ataupun jam masuk sekolah.
Setelah beberapa menit Gatra menancap gas nya, akhirnya ia menepikan motor nya di samping toko bunga, Ia membeli sebucket bunga lili, setelah membayarnya ia kembali melajukan motor nya.
Gatra menghela nafas, ia turun dari motor dan berjalan pelan.
"Mas, udah lama ga kesini ya?" Tanya salah satu bapak yang membersihkan rumah sahabat nya.
Gatra mengangguk dan tersenyum "iya pak." Kemudian ia berjalan, Gatra berjongkok persis di depan gundukan tanah yang berada di hadapan nya.
Ia mengusap tanah yang berada di batu nisan tersebut, Gatra tersenyum sangat manis seraya menaruh bunga lili kesukaan sahabat kecil nya.
"Maaf gue telat datang kesini."
"Gue bawa bunga kesukaan lo."
Lagi lagi Gatra tersenyum dan mengelus batu nisan yang bertuliskan.
Aisa Haura
lahir: 22 Mei 2001
wafat: 7 April 2012Gatra tersenyum simpul.
"Sampe saat ini, lo satu satu nya cewe yang bisa bikin gue ga sedingin es. Gue kangen lo, sa. Dateng ke mimpi gue malem ini ya." Lanjut Gatra, tak lupa Gatra memberikan doa untuk sahabat kecil nya.
Setelah selesai, Gatra berdiri dan menatap batu nisan tersebut. Gatra Berjalan menuju motor nya.
Gatra memakai helm full face, lalu melajukan motor nya.
--°--°--°--
Nara menyampirkan tas hijau tosca nya sebelum ia keluar kelas. Sebelum nya ia dan Aldo berdebat panjang perihal Aldo yang tidak ingin piket, dan di ganti hari esok.
Nara berjalan menyebrangi lapangan basket, matahari hari ini cukup terik mungkin karena ini masih menunjukkan pukul.
13.52
Nara mempercepat langkah nya, dan tiba tiba tangan besar menepuk bahunya. Sontak Nara menoleh ke belakang.
"Ya?"
"Gue anter balik." Ucap laki laki seraya memegang bola basket dan tak lupa keringat yang bercucuran, membuat Nara terhipnotis sedetik.
"Ra." Panggil nya karena tidak ada balasan apapun dari Nara.
"Gausah, makasih."
"Kenapa si Ra? Apa karena lo lagi deket sama yang namanya Gatra?"
"Kenapa jadi bawa bawa Gatra? ini gaada sangkut paut nya sama Gatra." balas Nara dengan nada yang tenang.
Matthew memicing ke arah Nara.
"Ayo, gue anter."
"Gue gamau, matth. Tolong jangan ganggu idup gue lagi!"
Nara berjalan dengan cepat, peduli setan dengan teriakan Matthew.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nara
أدب المراهقين"Makasih udah bikin gue terjebak sama pesona lo!" Teriak Nara. -------------------------------------------------- follow author yaa ✓