#1

315 95 52
                                    

Seorang perempuan sedang berjalan lesu, di hadapan nya ada gedung gedung pencakar langit dan kendaraan yang berlalu lalang. Ia tetap berjalan lurus tanpa memperdulikan tatapan orang yang melihat nya, baju seragam yang masih ia kenakan kini tidak cukup ampuh untuk menghalangi dingin nya udara malam hari. Ia melihat jam yang melingkar di tangan kiri nya.

19:23

Nara menghela nafas panjang, kedua kaki nya terasa pegal. Ia berada di persimpangan jalan yang sangat sepi, dengan modal nekat ia mampu bertahan disini, ia duduk di halte yang juga tak kalah sepi nya.

Nara menoleh ke kanan dan ke kiri, jantung nya berpacu lebih cepat ketika ada langkah orang yang mendekat ke arah nya.

Nara berdiri lalu kembali berjalan dengan langkah cepat. Tiba tiba ada satu orang yang memegang bahu nya, dengan cepat Nara menoleh ke belakang.

"Mau apa lo?!"

Orang tersebut tertawa renyah, seakan meledek karena Nara telah membentak nya.

"Ikut gue!" Tidak ada gurat kemarahan dari wajah laki laki yang bisa di cap dengan wajah tampan ini.

"Gak!" Nara memalingkan wajah nya.

Laki laki tersebut yang bernama lengkap Matthew Alvaro menarik kedua tangan Nara dengan kasar.

"Lepas!"

Nara berusaha melepas kan tangan nya dari tangan Matthew, tapi apa boleh buat, tenaga Matthew jauh lebih besar di banding Nara.

Empat orang di belakang Matthew hanya tertawa melihat Nara yang kesusahan. "Jangan ngebantah! Mantan gatau diri"

'Plak!'

Terdengar pukulan nyaring ketika Nara menampar pipi mulus Matthew. Yang di tampar hanya memegang pipi nya dengan satu tangan. "Berani ya lo!" Ucap Matthew.

"Bawa cewe murahan ini!" Matthew menyuruh antek antek nya untuk membawa Nara.

"Tunggu."

Semuanya menoleh. Laki laki tersebut melangkah mendekat dengan tas yang ia sampirkan di bahu sebelah kiri.

"Lepasin dia." ucap nya dingin.

Matthew tertawa simpul lalu berjalan mendekat. "Jangan sok jadi pahlawan!"

"Kenapa emang?"

Nara yang melihat kejadian ini hanya bisa berlari kecil berlindung di belakang laki laki yang telah menolong nya.

"Gausah banyak omong!" Matthew memberi kode kepada antek antek nya untuk menyerang laki laki yang berada di hadapan nya.

Mereka pun berkelahi sampai pada akhirnya Matthew dan antek antek nya kalah dengan wajah yang memar.

"Awas ya lo!" Teriak Matthew seraya berlari dan di susul yang lain nya.

Laki laki tersebut berbalik badan dan berjalan menuju motor nya. Nara hanya mengekori nya.

"Makasih ya." ucap Nara yang masih berada di belakang.

"Hm."

Laki laki tersebut menaiki motor ninja nya dan memakai helm full face. Setelah itu ia memberikan helm yang lain nya untuk Nara.

"Maksud nya?"

"Naik. Gue anter pulang."

Selama perjalanan, Nara hanya diam dengan fikiran yang terus terusan bertanya. Siapa laki laki ini? Nara yakin, dia bukan laki laki yang patuh pada aturan. Terlihat jelas pada seragam yang semau nya sendiri, celana abu abu yang sengaja ia kecil kan, rambut yang sudah panjang, dan bau nikotin yang menyeruak. Tapi Nara tidak bisa membohongi perasaan nya, ia mengakui bahwa laki laki yang tidak ada 10 cm di hadapan nya ini sangat tampan, dengan hidung mancung, mata yang terlihat dingin, alis nya yang tebal, tak lupa juga rahang yang tercetak jelas dan badan nya yang tegak. Sungguh, perpaduan yang sempurna.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang