#14

88 7 7
                                    

Malam ini, Nara sudah pulang kerumah. Setelah 2 hari kemarin ia habiskan di puncak bersama teman-temannya.

Nara belum bisa move-on dari kejadian kemarin, bahkan sweater pemberian Gatra masih berada di pangkuannya saat ini.

Senang campur sedih tapi mau gimana pun rasa sedih nya waktu itu, ia tetap senang bisa melihat Gatra dengan waktu yang lumayan lama.

Nara sangat bersyukur akan hal itu.

Nara beranjak dari kasur dan menaruh sweater didalam lemarinya.

Nara merebahkan badan nya, menarik selimut yang berada di kaki nya dan mencari posisi tidur yang pas.

--°--°--°--

Nara berjalan ke tengah lapangan ketika ada pengumuman bahwa seluruh siswa/i SMA Cendana harus berkumpul di lapangan.

"Van, ayo buruan." Teriak Nara yang sudah baris di barisan belakang.

Yang dipanggil pun hanya mengangguk dan baris di belakang Nara.

"Ngapain sih? Udah tau panas." keluh Vanya seraya mengelap keringat di dahinya.

"Mana gue tau."

"Cek cek 1 2 3." Ucap kepsek yang berdiri di depan.

"Assalamualaikum, selamat siang anak anak."

"waalaikumsalam. Siang pak."

"Pengumuman untuk seluruh murid kelas 12 yang telah mengikuti ujian nasional, selamat dan semoga sukses. Untuk itu, Sekolah kita akan mengadakan acara prom night yang di selenggarakan pada hari Jum'at yang lebih tepatnya malam Sabtu. Untuk seluruh murid kelas 10 dan 11 perwakilan kelas wajib menampilkan bakat masing-masing. Bapak harap, kalian semua bisa mempersiapkan acara ini menjadi yang terbaik. itu saja yang ingin bapak sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. wassalamu'alaikum."

Suara riuh terdengar jelas, faktanya baru tahun ini SMA Cendana benar-benar niat ingin mengadakan acara prom night.

"Beneran nih?" Tanya Vanya menautkan kedua alisnya.

"Iya kayaknya, bakalan seru!"

Vanya mengangguk. "lo main piano aja Ra, sambil nyanyi."

Nara terdiam. "Masa gue sih?"

"Ya gapapa."

"Tapi gue gayakin."

Vanya menarik tangan Nara dan berjalan cepat menuju kelas.

"Gue punya saran." Teriak Vanya yang sudah berada di depan kelas.

"Gimana kalo Nara aja yang main piano sekaligus nyanyi." Ucap Vanya.

Nara hanya berusaha menggelengkan kepala nya, agar teman yang lain mengatakan 'tidak'

"Bagus tuh! Ra, lo mau kan?"

"Jangan gue, ga pede."

"Suara lo juga bagus Ra." Ujar teman yang lain.

"Tuh kan Ra, ayoolahh please. nanti gue temenin latian nya deh." Ucap Vanya memelas.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang