1

2.4K 320 43
                                    

Ternyata aku mengambil semuanya yang kau punya, tanpa memikirkan lebih jauh saat itu aku kira ini adalah pilihan yang tepat, tapi melihatmu terlihat sedikit memaksakan diri aku merasa buruk, bagaimana bisa aku yakin kau akan bahagia, sementara aku tak memiliki apapun, apa maaf saja cukup Sakura?

****

Sasuke kesulitan tidur seperti kemarin-kemarin, perempuan itu mencuri rasa tenangnya, bagaimana bisa perempuan sejenis ini mendengkur keras sekali? Sasuke butuh istirahat, besok adalah hari terakhir cutinya, dia ingin membantu Sakura menata rumah.

"Ugh," lenguhannya membuat Sasuke menarik lengannya kembali, ternyata menutup hidung Sakura bukan ide yang bagus tapi tenang tidak keras-keras kok hanya menutup sebagian saja agar tak berisik tapi tetap saja tak bisa, iyalah.. ya habis mau bagaimana lagi, dia sudah kehabisan akal, dan akhirnya dia memilih bangun saja, meminum air dingin sepertinya enak daripada harus berurusan dengan suara keras itu lagi.

"Sasuke..." belum sempat angannya meminum air dingin terlaksana, baru saja dia melangkah menuju pintu, suara Sakura yang memanggil namanya berhasil membuat Sasuke terdiam.

"Mau kemana?"

"Minum," Sasuke mendengar suara berderit di ranjang, perempuan itu langsung bangun ternyata.

"Biar aku yang ambilkan,"

"Jangan, kau tidur saja lagi," Sakura tersenyum dengan mata yang masih terlihat aneh, rambutnya sedikit berantakan tapi dia langsung mengatasinya dengan mengikat rambut.

"Tidak, tunggu disini saja ya Sasuke,"

"Yasudah," mau bagaimana lagi? wanita itu sudah berjalan menuju dapur, Sasuke hanya bisa menghela napas, ingin sekali berbicara tolong jangan memaksakan diri, tapi dia tau Sakura pasti sekuat tenaga menyangkalnya, dia pasti bilang semuanya baik-baik saja.

"Susu untuk Sasuke," ucapnya ceria sambil berjalan dengan sedikit cepat, lihat tuh airnya tumpah kemana-mana dan tentu saja perempuan itu tak menyadarinya, ya tidak apa-apa, Sasuke akan mengelapnya nanti.

"Terimakasih," padahal dia mau air putih saja, tapi tidak apa-apa deh.

"Aku berisik ya? aku sampai bangun tau, kau mau membunuh aku? tega sekali," Sasuke tak merespon, hanya sibuk meminum susu yang ternyata sudah hangat.

"Aku kalau capek tidurnya pasti berisik, tadi aku lelah sekali beres-beres rumah, maaf ya, besok tidak akan lagi kok, kata ibu juga begitu, aku tidak selalu mengorok kok,"

"Yasudah besok-besok jangan beres-beres rumah lagi," jawab Sasuke pelan tapi tak ada nada benci disana, Sakura langsung menggelengkan kepala, dia tak apa-apa kok.

"Bukan begitu maksudku, aku kan mengganggu kau tidur, aku jadi tak enak, aku memberi tau alasannya, bukannya aku tidak mau beres-beres,"

"Iya, tapi kau begitu gara-gara lelah 'kan?"

"Iya tapi tidak apa-apa kok, namanya juga pindahan rumah pasti ----"

"Tidur lagi saja Sakura, kau membutuhkannya, aku mau ke toilet," Sakura terdiam, tak menuruti keinginan Sasuke sampai laki-laki itu menghilang, kenapa sih dia? setelah kejadian taksi itu dia jadi sedikit berubah, Sakura akhirnya memilih untuk kembali tidur sambil berpikir, Sasuke memang masih sering memperhatikannya, masih sesekali memeluk dan mencium, tapi Sakura merasa ada perbedaan yang drastis, bahkan setelah hari itu, dua hari yang lalu, Sasuke tak pernah menyentuhnya lagi, dia sedikit sedih untuk itu, dia ingat pesan Ino saat dia menikah kemarin, tentang betapa pentingnya seks untuk suami - istri karena sama pentingnya dengan makan, apa Sasuke berubah gara-gara dia tak mau membuka selimut? apa dia tersinggung? ya kan namanya juga malu mau bagaimana lagi coba?

Loved You [ for so long! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang